JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Internasional EP (PIEP) menjajaki pengembangan komersialisasi gas menjadi tenaga listrik di lapangan Buzi, Mozambik.

(PIEP)baru saha meneken MuU dengan Buzi Hydrocarbons Pte Ltd (BHPL), anak perusahaan PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) untuk pengembangan gas Blok Buzi di Mozambik.

Kedua perusahaan sepakat untuk bekerja sama dalam tahap awal yaitu mempelajari dan menganalisis potensi kerjasama operasi lapangan Buzi untuk proyek strategis terintegrasi gas to power.

Kemudian berbagi data berdasarkan Perjanjian Kerahasiaan untuk mempelajari lapangan. Menjajaki potensi lain yang terintegrasi pada upstream-midstream-downstream melalui gas to power.

Nicke Widyawati,Direktur Utama Pertamina, menjelaskan studi ini bertujuan untuk memahami secara menyeluruh karakteristik sumur dan memberikan informasi sebanyak mungkin kepada kedua perusahaan mengenai monetisasi gas yang berkelanjutan yang terintegrasi dengan gas to power.

“Di samping itu juga sebagai jembatan transisi dengan energi yang lebih bersih dihasilkan oleh gas,” kata Nicke dalam keterangannya, Selasa (29/9).

Latar belakang kerjasama ini adalah adanya permintaan listrik yang tinggi di Afrika Selatan, dimana Afrika Selatan kekurangan 3 Gigawatt. Sedangkan salah satu Blok Buzi di Mozambik memiliki sumber daya untuk mendukung masalah kekurangan pasokan di Afrika Selatan.
Peluang ini merupakan kesempatan baik bagi Pertamina untuk mengambil langkah awal bersama BHPL untuk mengatasi permasalahan kekurangan pasokan listrik untuk industri. Di tahap awal, BHPL berencana mengkomersialkan gas untuk ekspor listrik ke Afrika Selatan.

Taufan Rotorasiko, Presiden Direktur Buzi Hydrocarbon Pte Ltd (BHPL), menjelaskan jika memang kemitraan jadi teralisasi maka dampak positif akan didapatkan lantaran Pertamina sudah berpengalaman dalam mengembangkan potensi gas.

“Kami yakin PIEP memiliki keahlian dan strategi jangka panjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan mempercepat produksi dan komersialisasi ladang gas Buzi,” ujarnya.

Sementara itu Jaffee A. Suardin, Presiden Direktur PIEP menyatakan bahwa Blok Buzi memiliki banyak upsides yang menarik.

“Dan kami berharap dapat bekerja sama dengan BHPL, yang sudah beroperasi di Mozambik sejak tahun 2009. Berdasarkan data umum yang kami dapat, ladang gas tersebut dapat dikomersialkan dengan cadangan gas yang memiliki kandungan CO₂ rendah,” ungkap Jaffee.

Ke depan, Pertamina diharapkan dapat bersinergi dengan anak perusahaan Pertamina lainnya di Subholding Upstream, seperti PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), PT Elnusa Tbk (Elnusa) dan anak perusahaan Pertamina lainnya seperti, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) untuk mengembangkan bisnis di Mozambik.

Wilayah kerja operasional PIEP berada di 12 negara di 4 benua. Diantaranya adalah beberapa negara di Afrika yang menjadi tapak PIEP. Sehingga dengan adanya potensi kerjasama eksplorasi dan produksi hulu migas, dapat meningkatkan ekspansi PIEP dalam pengembangan lapangan menjadi lebih besar lagi.

“Mencapai peningkatan produksi sebagai bagian dari upaya ketahanan energi nasional. Pada tahun 2022 kontribusi kinerja produksi PIEP untuk minyak sebesar 29% dan gas sebesar 15% terhadap produksi Subholding Hulu Pertamina,” jelas Jaffee. (RI)