JAKARTA – Upaya SKK Migas untuk mempercepat monetisasi potensi produksi dan percepatan program resource to production pada 2020 membuahkan hasil positif. Saat ini sudah teridentifikasi dan disetujui sebanyak 65 pekerjaan yang terdiri dari 23 sumur pemboran dan 42 workover yang akan dikerjakan 2021 dan 2022 dengan perkiraan potensi produksi sebesar 14 juta barel setara minyak (Barrel Oil Equivalent/BOE). Realisasi hingga semester I 2021 adalah sebanyak enam pekerjaan workover dengan tambahan produksi gas sebesar 12,4 juta kaki kubik per hari (MMcfd).

Benny Lubiantara, Deputi Perencanaan SKK Migas, mengatakan sebelumnya pada tahun lalu SKK Migas telah menerbitkan surat edaran No: EDR – 0633/SKKMA0000/2020/S1 tanggal 2 November 2020 terkait dengan percepatan produksi dari sumur interfiled/nearfield dan sumur step-out, sumur yang melebihi jumlah sumur di POD, serta percepatan produksi dari non-production zone. Melalui mekanisme surat tersebut, KKKS dapat mengimplementasikan usaha-usaha percepatan produksi sesuai dengan kaidah keteknikan yang baik (good engineering practices) dan tanpa mengurangi sedikitpun atau menghilangkan pengawasan SKK Migas.

SKK Migas tetap melakukan evaluasi menyeluruh melalui pembahasan teknis subsurface, operasional, biaya dan keekonomian terhadap usulan kontraktor KKS yang akan melakukan kegiatan tersebut. Kontraktor KKS juga harus mengajukan Authorization of Expenditure (AFE).

“Hingga Juli 2021, implementasi surat edaran tersebut berhasil mendorong KKKS untuk melakukan optimasi dan monetisasi sumur interfield/nearfield dan sumur step-out, sumur yang melebihi jumlah sumur di Plan of Development (POD) serta percepatan produksi dari non-producing zone dengan telah disetujuinya 65 pekerjaan sumur pemboran dan workover yang berpotensi menambah produksi sekitar 14 MMBO EUR,” kata Benny, Selasa (10/8).

Menurut Benny, kondisi ini menjadi enabler dan mendukung implementasi transformasi Indonesia Oil and Gas 4.0 sebagai pondasi untuk meningkatkan produksi migas secara berkelanjutan untuk mewujudkan target produksi minyak satu juta barel per hari dan gas 12 Bscfd gas pada 2030.

SKK Migas juga terus melakukan koordinasi dengan KKKS untuk potensi tambahan dimasa yang akan datang. “Tentu saja, SKK Migas melihat masih ada potensi sumur step-out, sumur interfields/nearfield dan non-produce zone,” ungkap dia.

SKK Migas terus melakukan upaya-upaya lain untuk menjaga produksi minyak dan gas agar mencapai target yang telah ditetapkan. Misalnya, di pengeboran sumur yang meskipun jumlah sumur tajak pada 2021 diperkirakan belum bisa mencapai target, tetapi efektifitas dari hasil pengeboran melampaui target.

“Per Juli 2021 capaian tambahan produksi sudah mencapai 104%, dari perkiraan pemboran sumur akan menghasilkan tambahan produksi sebesar 21.118 bopd, realisasinya lebih besar yaitu 21.965 bopd,” kata Benny.(RI)