JAKARTA – Volume penjualan BBM PT Pertamina (Persero) anjlok sebagai imbas kebijakan Work From Home (WFH) untuk menangkal penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Pertamina mencatat rata-rata penjualan gasoline yakni Premium dan Perta series yang semula mencapai 93,56 ribu Kiloliter (KL) per hari, kini turun menjadi sekitar 77,95 ribu KL. Gasoil yakni Biosolar dan Dex series normalnya pada Januari hingga Februari 2020 rata-rata 41,31 ribu KL, namun sejak Maret rata-rata penjualannya hanya 37,84 ribu KL atau turun 8,38%.

“Pemerintah putuskan WFH terjadi penurunan demand (gasoline) pada maret hinga 14 April 2020 sebesar 16,78% dengan PSBB di DKI Jakarta dan beberapa daerah lain ini semakin tertekan,” kata Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina dalam rapat dengar pendapat secara virtual dengan Komisi VI DPR, Kamis (16/4).

Menurut Nicke, per hari ini penurunan konsumsi BBM mencapai 34,5% dibandingkan rata Januari – Februari,  khususnya kota-besar yang mencapai lebih dari 50%. Seperti DKI Jakarta penurunannya mencapai 59%, Bandung 57%, Makassar 53% dan kota-kota lainnya diatas 40%.

“Ini situasi yang belum pernah terjadi ini sales (penjualan) terendah sepanjang sejarah Pertamina. Ini berdampak terhadap operasional kilang,” kata Nicke.

Tidak hanya dari sisi retail, tapi konsumsi BBM Pertamina dari pelanggan industri dan Aviasi juga mengalami penurunan konsumsi cukup besar. Penjualan rata-rata harian BBM Industri turun sebesar 3,18% dibandingkan rata-rata harian jan dan februari 2020 yang biasanya sektar 33,48 ribu KL. Sementara untuk aviasi berdasarkan data Pertamina penjualannya menurun hingga 45% dari rata-rata penjualan sekitar 15,7 ribu KL menjadi 8,64 ribu KL.

“Karena sebagian besar flight sudah berhenti. Demikian juga BBM industri juga menurun karena bbeberapa industri juga tidak beroperasi,” kata Nicke.(RI)