JAKARTA – Pemboran sumur Migas Non Konvensional (MNK) berikan harapan positif. Pemerintah mendapatkan laporan bahwa potensi hidrokarbon telah terbukti ada di salah satu dari dua sumur MNK yang rencananya akan dibor. Namun sampel yang didapatkan dari sumur Gulamo memang harus dievaluasi lebih lanjut oleh Pertamina bersama partnernya yaitu EOG Resources.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan hasil positif dari pemboran din Gulamo telah memberikan kepercayaan diri agar Pertamina bisa melanjutkan pemboran kedua di sumur Kelok.

“Dari indikasinya bagus tapi sekarang sedang dikaji dengan partnernya jadi kalau ini kan ada dua sumur nih. Jadi memang kalau hidrokarbon di MNK kan rencananya dibor tahun ini dua kan udah di Gulamo satu lagi di Kelok Desember,” kata Arifin ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (13/10).

Menurut Arifin, prospek MNK di Rokan cukup baik dari sampel yang telah didapatkan. Untuk itu secara paralel pemerintah juga tengah menyiapkan regulasi pendukung agar ketika cadangan telah valid terbukti nantinya bisa langsung dieksekusi dengan keekonomian yang sesuai dengan harapan pelaku usaha. “Nanti kita persiapkan regulasi-regulasi biar barang ini (minyak) bisa diangkat, Kan MNK lebih susah,” ungkap Arifin.

Dari perkiraaan awal, potensi minyak yang bisa diproduksikan dari dua sumur MNK pertama di Rokan ini mencapai 80 juta barel. Untuk itu jika hasil evaluasi sampel positif maka cadangan MNK di Rokan akan sangat berdampak signifikan terhadap upaya peningkatan produksi minyak nasional. “Sangat krusial dampaknya karena minyak kita kan terus turun levelnya di 600 ribu barel per hari,” ujar Arifin.

Sebelumnya, Awang Lazuardi, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, mengungkapkan saat ini dilakukan pengambilan sampel dari kegiatan pemboran. Hasil sementara menunjukkan hasil yang positif. “Kemarin terbukti ada hidrokarbonnya,” kata Awang ditemui Dunia Energi di Jakarta, Selasa (10/10).

Menurut Awang sampel yang telah dikumpulkan akan dievaluasi paling tidak sekitar tiga bulan untuk kemudian diputuskan proses selanjutnya.

“Kita masuk coring itu tahap pengambilan sampel berikutnya kita evaluasi ekonomis atau tidaknya. Untuk evaluasi sampel (tahap eksplorasi) dua tiga bulan lagi,” ujar Awang.

Blok Rokan berada di formasi pematang brown shale yakni batuan induk utama hidrokarbon yang ada di kawasan Sumatera bagian tengah, dan lower red bed yakni formasi bebatuan yang berada di bawah brown shale. Potensi ini berada pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki. (RI)