JAKARTA – Realisasi lifting minyak dan gas bumi hingga akhir 2020 tercatat positif jika merujuk pada target revisi yang menyesuaikan kondisi harga minyak dan pandemi Covid-19.

Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, selain lifting minyak ada beberapa target yang ditetapkan pemerintah mampu dicapai, seperti aspek Reserve Replacement Ratio (RRR), pengendalian cost recovery, penerimaan negara, dan penyelesaian proyek hulu migas.

Hingga akhir 2020, lifting minyak tercatat sebesar 706 ribu barel minyak per hari (bph) atau 100,2% melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang ditetapkan sebesar 705 ribu bph. Sedangkan lifting (salur) gas sebesar 5.461 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd), sedikit dibawah target APBN-P sebesar 5.556 MMscfd atau tercapai 98,3%. Untuk penerimaan negara, angka yang berhasil dicapai sebesar US$ 8,4 miliar, atau 141% dari target yang dipatok sebesar US$ 5,86 miliar.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan 2020 merupakan tahun yang sulit bagi seluruh pelaku usaha, khusus di hulu migas selain terdampak pandemi Covid-19, kami juga dibayangi oleh rendahnya harga minyak dunia. Namun berkat kerja keras bersama KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama), pada akhirnya industri hulu migas berhasil melampaui beberapa target yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Sumbangsih industri ini diharapkan dapat membantu perekonomian nasional yang juga terdampak akibat pandemi,” kata Dwi dalam rangkaian acara virtual “Hulu Migas Menyambut 2021” Kamis (31/12).

Selain itu Dwi menuturkan ada 15 proyek onstream dari 11 proyek onstream yang ditargetkan atau 136% sehingga potensi tambahan produksi minyak sebesar 9.182 bph dan gas sebesar 111 MMscfd.

“Sementara untuk investasi hulu migas mencapai US$ 10,21 miliar dan pengendalian cost recovery sebesar US$ 8,12 miliar sesuai dengan target pemerintah,” kata Dwi.

Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala SKK Migas, mengatakan selain kinerja operasional produksi, selama periode 2020 terdapat beberapa milestone penting yang dicapai antaranya penyelesaian 24 Side Letter PSC serta 61 LoA dan Amandemen PJBG terkait penyesuaian harga gas sesuai dengan aturan Keputusan Menteri ESDM No. 89K/2020 dan 91K/2020.

”Total gas yang disesuaikan mencapai 2.601 british thermal unit per day (BBTUD) terdiri dari 1.205 BBTUD untuk industri hilir dan 1.396 BBTUD untuk PLN. Penyesuaian harga gas ini bertujuan untuk memberikan dampak perekonomian bagi negara melalui bertumbuhnya kegiatan industri hilir serta berkurangnya beban subsidi kelistrikan,” kata Fatar Yani.

SKK Migas kata dia juga berhasil menginisiasi dan mengawal Heads of Agreement (HoA) transisi Blok Rokan pada 28 September 2020. “Dengan diberlakukannya HoA tersebut maka PT CPI (Chevron Pacific Indonesia) bisa melakukan pemboran untuk menjaga produksi Rokan sampai masa berakhirnya kontrak,” ungkap Fatar.

Kemudian dipenghujung akhirnya Plan of Development (PoD) I Lapangan Kaliberau, Blok Sakakemang juga telah disetujui oleh pemerintah tepatnya pada 29 Desember 2020.

“Dengan persetujuan ini maka realisasi Reserve Replacement Ratio (RRR) berada di angka 101,6% dengan penambahan cadangan sebesar 705,16 MMBOE,” kata Fatar Yani.(RI)