Adi Adriansyah Soekri, Direktur Utama Merdeka Copper

JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui anak usahanya PT Bumi Suksesindo (BSI) telah mulai produksi perdana emas dan perak dari Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur. Sepanjang 2017, produksi tambang Tujuh Bukit sebesar 142.468 ounce (oz) emas dan 44.598 oz perak.

Kinerja positif Bumi Suksesindo  berlanjut sampai dengan kuartal I 2018. Produksi emas tercatat 28.661 oz emas dan 19.727 01 perak dengan harga jual rata-rata emas US$ 1.334/ oz dan perak US$ 17 per oz.

“Dengan demikian sepanjang kuartal I 2018 perseroan meraih pendapatan  US$74,5 juta dengan laba bersih sebesar US$25,1 Juta,” kata Adi Adriansyah Soekri, Direktur Utama Merdeka Copper usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta, Senin (21/5).

Adi mengatakan pencapaian sepanjang kuartal I lebih rendah dari rata-rata dikarenakan curah hujan tinggi yang kerap dikaitkan dengan musim penghujan tahunan. Namun demikian, hingga akhir 2018 produksi emas Merdeka Copper ditargetkan meningkat menjadi 155.000 oz-170.000 oz.

Hingga Maret 2018, tenaga kerja yang terlibat dalam proyek tambang Tujuh Bukit mencapai 2.099 orang dengan 99% diantaranya adalah warga negara Indonesia dan 1% ekspatriat. Dari jumlah tenaga kerja, 60% berasal dari Kabupaten Banyuwangi, termasuk sekitar 38% dari Kecamatan Pesanggaran setempat. Bumi Suksesindo selaku pemegang konsesi dan atau izin pengelolaan lahan tambang emas Tujuh Bukit per kuartal I 2018 mencatat 7,5 juta jam kerja bebas dari cidera kerja berkat pelaksanaan sistem operasional kerja yang ketat dan disiplin.

Corporate Social Responsibility (CSR) MDKA telah menjangkau sekitar 42.000-an warga, khususnya yang berada di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, lawa Timur, lokasi Tambang Emas Tujuh Bukit berada.

Setelah berproduksi, sepanjang 2017 Merdeka Copper meraih pendapatan   US$132,71 juta dengan laba bersih US$43,1 juta. Pada 2016, Merdeka masih mencatat rugi US$ 2,8 juta karena Tambang Tujuh Bukit belum berproduksi.

Adi menambahkan 2017 merupakan momentum penting bagi Merdeka Copper untuk menjadi perusahaan tambang nasional kelas dunia. Pasalnya, Merdeka Copper berhasil mencapai tahap produksi dalam waktu dua tahun sejak pencatatan saham perdana (lPO) di Bursa Efek lndonesia.

Produksi tambang Tujuh Bukit juga didukung oleh efisiensi yang optimal didukung sejumlah faktor diantaranya karena teknologi penambangan yang menggunakan metode pengolahan low energy heap teach.

”Kami bersyukur berhasil mewujudkan komitmen kepada para investor bahwa dua tahun setelah IPO Merdeka Copper sudah dapat berproduksi. ini merupakan pencapaian yang bagus dan menunjukkan kapasitas perusahaan sangat kompetitif dan kompeten di industri tambang dunia,” kata Adi.(RA)