JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung PT Pertamina (Persero) dan para anggota konsorsium untuk mendapatkan mitra baru dalam mengelola blok Masela.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, menyatakan kompleksitas blok Masela membuat keterlibatan pihak yang berpengalaman dan mengelola blok migas laut dalam akan menguntungkan dalam percepatan pengembangan Masela.

“Mereka punya kajian bahwa kompleksitas lapangan ini membutuhkan kompetensi yang khsusus. Untuk itu memang terbuka (mitra) supaya ini bisa digarap seoptimal mungkin,” ujar Arifin ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (1/9).

Pemerintah kata Arifin juga meminta agar proyek Masela tidak alami kemunduran atau paling lambat 1 Januari 2030. “2030 tanggal 1 Januari produksi, kita targetnya 1 juta di 2030,” ungkap Arifin.

Pertamina dan Petronas sebelumnya secara resmi mengambil alih Participating Interest (PI) proyek Abadi Masela dari Shell pada Juli lalu. Pertamina kini memiliki PI sebesar 20% proyek Masela sementara Petronas memiliki 15%. Dalam keterngan resminya, Shell setuju untuk menjual 35% PI-nya di proyek Masela dengan nilai total sebesar US$650 juta.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan meskipun menjadi anggota konsorsium baru bersama dengan Petronas namun pemerintah mengamanatkan agar Pertamina bisa ikut mengawal proyek Masela sehingga bisa memproduksikan gas pada tahun 2029 lebih cepat tiga tahun dari kesanggupan yang pernah disampaikan oleh Inpex sebagai operator.

“Tidak menutup kemungkinan pihak lain untuk masuk yang tentu akan melengkapi kompetensi dari blok ini yang dalam eksekusinya memang cukup complicated ya sehingga harus memastikan semuanya bisa berjalan dengan baik,” kata Nicke (RI)