JAKARTA – Upaya penurunan emisi kini dilakukan oleh berbagai pihak dan berbagai sektor. Termasuk di sektor penerbangan yang juga turut menyumbang emisi. Cathay, sebagai Travel Lifestyle, bekerja sama dengan Society of Renewable Energy (SRE) dengan menanam 1.000 pohon mangrove di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu akhir pekan lalu.

Pulau Pramuka menjadi salah satu pulau terdampak dari adanya perubahan iklim, pulau yang dihuni sekitar 1,200 orang pada tahun ini membutuhkan mangrove dalam menjaga abrasi. Sudah terbukti, mangrove menjadi penyalamat pulau ini dari penurunan muka tanah dan abrasi .

Sebanyak 70 relawan yang tergabung dari Cathay, travel agent, dan relawan SRE beserta masyarakat lokal Pulau Pramuka ikut serta dalam kegiatan penanaman pohon tersebut. Kegiatan ini merupakan inisiatif Cathay yaitu 1 Ticket, 1 Tree yang sudah dijalankan dari dua tahun yang lalu dengan jumlah pohon mangrove sebanyak 4.600 pohon.

Tony Sham, Country Manager Cathay Indonesia, mengatakan, program 1 Ticket, 1 Tree merupakan komitmen Cathay dalam mendukung komunitas lokal, memulihkan habitat, dan mendorong ketahanan iklim. “Hal ini sejalan dengan aspirasi kami untuk menjadi yang terdepan dalam kepemimpinan berkelanjutan,” ungkap Tony dalam keterangannya (7/5).

Tony menuturkan aksi kolaborasi bersama komunitas menjadi cara efektif dalam memperluas dan mempernjang dampak baik yang diciptakan. Inisiatif 1 Ticket, 1 Tree ini merupakan aksi kolektif Cathay yang tersebar di Singapura, Filipina, Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja dalam periode kampanye tertentu.

Tahun 2024, target penanaman sebanyak 7.500 pohon se Asia Tenggara dengan 1.000 pohon yang ditanam di Pulau Pramuka, Indonesia. Tahun ini juga menandai tonggak penting dalam perjalanan inisiatif 1 Ticket, 1 Tree dengan Cathay menanam total 30.000 pohon mangrove di Asia Tenggara sejak tahun 2021.

1 Ticket, 1 Tree akan diluncurkan lagi pada tahun ini. Melalui inisiatif ini, Cathay mengajak para pelanggan untuk berkontribusi terhadap hutan mangrove saat mereka terbang bersama Cathay, hanya dengan cara memesan tiket.

“Perubahan iklim ini membutuhkan aksi kolektif generasi muda, penanaman mangrove di Pulau Pramuka menjadi contoh aksi adaptasi perubahan iklim sekaligus mitigasi dalam sekali tarikan nafas kegiatan. Society of Renewable Energy (SRE), berkomitmen menanam 200 mangrove dari total 1.000 yang ditanam untuk menyemangati generasi muda dan masyarakat local,” ujar Zagy Yakana Berian, pendiri gerakan anak muda yang tersebar di 47 kampus.

Menurut Zagy masyarakat harus bersama generasi muda menjadi garda terdepan menjaga bumi ini. Dukungan dan kolaborasi lintas institusi menjadi penting bagi Indonesia. Maka dari itu, tokoh masyarakat memiliki peran penting untuk mengajak seluruh komunitas lokal dalam perjuangan iklim ini.

“Kami warga Pulau Pramuka memang sangat memerlukan penanaman pohon mangrove untuk menjaga garis pantai. Inisiatif 1 Ticket, 1 Tree dari Cathay merupakan bukti kongkris yang harus kami dukung dan jaga. Kami akan terus berkordinasi dengan Cathay dan SRE dalam memonitor pertumbuhan mangrove ini.” Ujar Mahariah, tokoh masyarakat setempat.