JAKARTA– PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), perusahaan energi terintegrasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, membukukan laba bersih sepanjang kuartal I 2019 sebesar US$ 28,1 juta, naik 29,7% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$21,63 juta. Kenaikan laba bersih ditopang oleh penurunan beban pokok penjualan dan biaya langsung lainnya dari US$ 134,73 juta pada kuartal I 2018 menjadi US$ 111,6 juta.

Hilmi Panigoro, Presiden Direktur Medco Energi, menyatakan sepanjang Januari-Maret 2019 mencapai US$ 283,91 juta, turun tipis dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat US$ 285,6 juta. Penurunan penjualan ini karena berkurangya penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya dari US$ 56,95 juta menjadi US$ 43,7 juta.

“Padahal, penjualan minyak dan gas bumi mencapai US$ 239,52 juta dari sebelumnya US$ 228,39 juta pada kuartal I 2018,” ujar Hilmi dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.

Hilmi mengatakan, secara operasional produksi minyak dan gas bumi Medco 90,5 MBOEPD, di atas pedoman. Sementara itu, penjualan daya dari Medco Power Indonesia sebesar 624 GWh, 5,2% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dan sesuai dengan panduan. “Biaya per unit minyak dan gas S$7,9 per boe, sesuai dengan panduan,” katanya.

Roberto Lorato, Direktur Medco Energi, menambahkan hasil kuartal I yang sangat kuat didorong oleh mulai meningkatnya produksi dari Blok A Aceh dan kinerja yang solid dari asset-aset perusahaan lainnya. Keyakinan dari lembaga-lembaga pemeringkat sangat memuaskan, juga hampir tercapainya target utangbersih terhadap EBITDA meskipun harga minyak yang lemah di level US$60 per barel untuk kuartal I.

“Produksi Amman Mineral Nusa Tenggara dari stockpile adalah 33,9 Mlbs tembaga dan 16,8 Koz emas dan terus melanjutkan pengembangan Tahap 7,”ujarnya dalam keterangan yang dikutip dari laman perseroan. (RA)