JAKARTA- PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), emiten perdagangan dan infrastruktur gas, membukukan kenaikan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 2,81 juta atau sekitar Rp41,8 miliar pada semester I 2022, naik lebih dari 10 kali lipat dibandingkan capaian laba bersih pada periode sama tahun sebelumnya sebesar US$261,17 ribu (year-on-year/YoY).

Kenaikan laba bersih tersebut ditopang pertumbuhan pendapatan Rukun Raharja sebanyak 11,84% dari US$ 50,15 juta menjadi US$ 56,09 juta (YoY) pada paruh pertama tahun ini.

Djauhar Maulidi, Direktur Utama Rukun Raharja, dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, akhir pekan lalu, menyatakan pendapatan tersebut diperoleh dari usaha distribusi gas alam, infrastruktur gas, dan lainnya. Sepanjang Januari-Juni 2022, Rukun Raharja berhasil membukukan pendapatan dari distribusi gas alam sebesar US$ 49,91 juta, naik 10,05% dibandingkan
periode sama tahun lalu US$ 45,35 juta.

“Dari segmen usaha infrastruktur gas, Rukun Raharja mencatatkan pendapatan US$5,94 juta, naik 23,74% dibandingkan periode sama 2021 sebesar US$ 4,79 juta. Dari pendapatan lain-lain, perusahaan membukukan US$ 236,75 ribu pada semester I-2022,” tulis Djauhar dalam laporannya.

Kenaikan pendapatan Rukun Raharja diikuti meningkatnya beban pokok pendapatan yang menjadi US$ 46,96 juta dari semester I-2021 yang tercatat US$ 42,28 juta. Hal ini berdampak pada perolehan laba bruto semester I-2022 yang mencapai US$ 9,13 juta, lebih baik dibanding periode sama 2021 sebesar US$ 7,86 juta.

Adanya peningkatan laba entitas anak, pelepasan aset tetap, dan penurunan beban administrasi bank, turut berimbas pada raihan laba sebelum beban pajak penghasilan yang meningkat dari US$ 1,65 juta
menjadi US$ 4,42 juta. Dengan laba tahun berjalan senilai US$ 3,38 juta dan laba bersih US$2,81 juta.

Hingga semester I 2022, Rukun Raharja mencatatkan liabilitas US$ 120,09 juta, turun dari US$120,46 juta. Utang lancar naik dari US$19,7 juta menjadi US$ 23,48 juta karena kenaikan pinjaman bank menjadi US$8,7 juta dan beban yang masih harus dibayar US$1,06 juta serta iutang pajak US$1,87 juta. Adapun utang tidak lancar berkurang dari US$100,76 juta menjadi US$96,7 juta karena berkurangnya pinjaman bank menjadi US$93,73 juta dari US$98,67 juta.

Adapun asset perusahaan naik dari US$ 245,58 juta menjadi US$ 247,67 juta. Ini berasal dari asset tidak lancar yang naik menjadi US$181,5 juta dari US$178,86 juta. Sedangkan asset lancar turun dari US$66,72 juta menjadi US$ 66,1 juta. (DR)