KARAWANG – Setelah diterapkan sejak 2017 pada siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Alam Al-Firdaus di Desa Muktijaya, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat,, kurikulum tematik pengelolaan sampah yang Subholding Upstream Pertamina Regional Jawa Bagian Barat Subang Field mulai tahun ini diterapkan di PAUD seluruh Indonesia.

Yayah Nurazia, guru PAUD Alam Al-Firdaus, mengatakan kurikulum pengelolaan sampah sudah direplikasi ke seluruh PAUD di Karawang sejak 2020. Bahkan, kurikulum tersebut akan direplikasi oleh PAUD di seluruh Indonesia.

“Awalnya pihak Kementerian Pendidikan Nasional mengatakan itu tidak ada dasar hukumnya. Tapi kami sangat ingin melakukan itu. Akhirnya kami minta bantuan Pertamina untuk diberikan SK agar bisa direplikasi. Dan kemarin saya ke Bali, katanya nanti akan direplikasi ke seluruh PAUD di Indonesia,” kata Ais saat ditemui di PAUD Alam Al-Firdaus, Minggu (28/11).

Saat ini PAUD Alam Al-Firdaus memiliki 73 siswa yang berasal dari Desa Muktijaya dan beberapa di antaranya ada yang berasal dari desa tetangga. Selain di Desa Mukti Jaya dengan 50 siswa, PAUD Alam Al-Firdaus juga memiliki satu lokasi lainnya di Tegallurung. Di sana ada 23 siswa dengan waktu pembelajaran siang hari.

“Sejak dua bulan terakhir, kami telah memulai pembelajaran tatap muka selama satu setengah jam. Jika di sini jam 08.00-09.30. Yang di Tegallurung siangnya, pukul 13.00-14.30,” ungkap Ais, panggilan akrab Yayah.

Ais, yang juga menjadi salah satu anggota tim penyusun kurikulum pengelolaan sampah untuk siswa PAUD menambahkan, karakter pendidikan untuk lingkungan, khusus pengelolaan sampah sudah harus ditanamkan sejak dini, yakni mulai tingkat PAUD.

Kurikulum tematik pengelolaan sampah untuk siswa PAUD disusun PAUD Alam Al-Firdaus bersama PEP Subang, Southeast Asian Ministers of Education, regional Centre For Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) serta Pemerintah Kabupaten Karawang.

Sybil Rusdiana (CDO Subang Field, tengah) mendampingi Kaswati (kiri) dan Yayah (kanan) saat berjumpa wartawan media nasional, Minggu (28/11). (foto: Alfian)

Pembelajaran pengelolaan sampah untuk PAUD dilakukan dengan penanaman karakter peduli lingkungan melalui berbagai strategi dan cara yang meliputi pengelolaan sampah, sedekah sampah, menabung sampah, pengurangan sampah plastik, serta pemanfaatan sampah organik dan anorganik.
Menurut Ais, untuk pembiayaan akademik dilakukan dengan cara menabung sampah. Nantinya tabungan tersebut akan dhitung, jika ada kelebihan akan dikembalikan. Namun, jika ada kekurangan maka orangtua siswa akan membayar kekurangannya tersebut.

“Rata-rata 50:50, antara yang kurang dan kelebihan tabungan sampahnya. Kami juga mengajarkan anak-anak untuk sedekah dengan sampah. Jadi ada sebagian sampah dikumpulkan untuk sedekah,” ungkap dia.

PAUD Alam Al-Firdaus tidak hanya mengajarkan anak-anak perilaku cinta lingkungan dan menerapkan sekolah berbayar sampah, namun telah berkembang menjadi agent of change dengan turut mengubah perilaku orang tua murid dan masyarakat sekitar untuk merawat dan melestarikan lingkungan.

Permasalahan lingkungan hidup, khususnya pengelolaan sampah merupakan salah satu tugas dan tantangan besar yang dihadapi di seluruh wilayah Indonesia. Berangkat dari kesadaran inilah, PEP Subang secara khusus mengembangkan program CSR yang menitikberatkan pada PAUD. Bersama Yayasan Assolahiyah, PEP Subang bekerja sama dalam pengembangan PAUD Alam Al-Firdaus pada 2017, di Desa Muktijaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.

Keberhasilan program CSR PELITA (Pendidikan Lingkungan untuk Anak) PEP di PAUD Alam Al-Firdaus mendapatkan apresiasi, baik dari skala nasional melalui Kementerian Pendidikan pada 2019, hingga skala internasional, yakni penghargaan The Peer Awards di Inggris pada 2018.

Kaswati, Guru PAUD Alam Al-Firdaus lainnya, mengatakan kegiatan PAUD Al-Firdaus sebenarnya telah dimulai beberapa tahun sebelum 2017. Saat itu, PAUD Al-Firdaus menempati salah satu rumah yang tidak dihuni.

“Kemudian setelah Kepala Sekolah PAUD AL-Firdaus Ibu Rini (Siti Marini) pulang dari pendidikan guru PAUD, barulah kita menempati lokasi di sini,” katanya. (AT)