BANDUNG – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan potensi material grafena di dalam kandungan batu bara yang bisa menjadi produk turunan dengan manfaat besar.

Agung Pribadi, Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menjelaskan grafena ini banyak ditemukan di barang-barang elektronik, sensor, biomedis, energi (harvest & storage), komposit & pelapis.

“Grafena ini material karbon berstruktur 2D, sangat tipis namun sangat kuat bahkan bisa 200 kali dibanding baja lebih kuat dibandingkan baja. Kan sekarang sedang dikejar industri baterai, jadi ini bisa digunakan saat industri baterai sudah berkembang. Kemudian biasa juga digunakan untuk bahan-bahan kosmetik,” kata Agung dalam sesi diskusi dengan awak media, Bandung (16/12).

Dia menuturkan grafena yang terkandung dalam batu bara sangat berpotensi besar menggantuikan grafit, apalagi harga dan sumber dayanya yang melimpah.

Pengembangan grafena merupakan satu dari empat strategi yang diusulkan Badan Geologi untuk meningkatkan nilai tambah batu bara. Tiga lainnya adalah batu bara metalurgi, adanya pengembangan logam tanah jarang (rare earth), serta asam humat batu bara yang bisa jadi Asam Humat atau pupuk batu bara yang dapat diekstrak dari batubara kalori rendah.

Grafena kata Agung selama ini tidak diproduksi di Indonesia dan hanya diimpor. Menurut dia Cina melakukan impor batu bara tidak hanya untuk digunakan sebagai bahan bakar PLTU tapi justru banyak digunakan untuk diambil grafena dan logam tanah jarangnya.

Dengan adanya potensi lain produk turunan batu bara ini Pemerintah berharap batu bara ke depannya tidak lagi dibakar hanya untuk memenuhi kebutuhan PLTU. “Jadi nanti tidak hanya untuk bahan bakar termal tapi ada juga alternatif lain mengolah sumber daya alam ini,” ujar Agung.

Menurut Agung pelaku usaha sudah diberikan sosialisasi atas temuan ini. Pemerintah juga akan segera menindaklanjuti dengan memastikan kesiapan regulasi dan lainnya agar hilirisasi batu bara bisa terus berjalan.

“Kami sudah bicara dengan para pelaku usaha, bahwa ini banyak yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah batu bara. Sambutan mereka positif sekali,” kata Agung. (RI)