JAKARTA– Harga minyak mentah masih melanjutkan penurunan selang dua pekan terakhir. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2020 merosot US$13 sen menjadi US$58,16 per barel. Harga Brent pun turun dalam empat pekan terakhir sejak awal tahun.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun US$58 sen ke level US$50,97 per barel. Dalam sepekan, harga minyak WTI merosot 4,06%.

Harga minyak WTI ini masih turun setelah terkoreksi dalam empat minggu berturut-turut hingga akhir Januari lalu atau sejak awal tahun. Harga minyak WTI tertinggi tahun ini adalah US$ 63,04 per barel yang tercapai pada 6 Januari 2020. Dalam empat pekan, harga minyak anjlok 19,13%.

Mengutip Reuters , Joint Technical Committee OPEC dan non-OPEC akan bertemu pada 4-5 Februari 2020 di Wina, Austria untuk menilai dampak virus corona yang merebak dari China terhadap permintaan minyak. Komite ini kemungkinan menghasilkan rekomendasi apakah akan memperpanjang pemangkasan produksi setelah Maret untuk produksi yang lebih rendah lagi.

Pejabat OPEC mempertimbangkan berbagai opsi untuk menghadapi potensi penurunan permintaan akibat penyebaran virus corona yang menewaskan sekitar 361 orang hingga saat ini.

“OPEC akan mendekati rencana menyeimbangkan pasar pada 2020 dan pemangkasan yang lebih besar daripada prediksi akan menopang pasar minyak yang masih tertahan kenaikan produksi non-OPEC,” kata Edward Moya, analis OANDA kepada Reuters.

“OPEC akan terpaksa mempertahankan pemangkasan setidaknya hingga akhir tahun karena kenaikan produksi non-OPEC tinggi daripada permintaan global di tahun ini,” imbuh Daniela Corsini, analis Intesa Sanpaolo.

Harga minyak mentah telah menderita sejak wabah virus karena kekhawatiran tentang dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi China telah terjadi.

Pengekspor minyak utama dan Arab Saudi menyatakan bahwa dampak virus pada permintaan minyak sangat terbatas. Saudi mengungkap sebagian besar dampak pasar global didorong oleh faktor psikologis dan pandangan pesimistis.

Kartel OPEC yang beranggotakan 13 negara secara teratur duduk bersama 10 orang bukan anggota yang dipimpin oleh Rusia untuk memutuskan langkah-langkah untuk mempengaruhi harga minyak.

OPEC dan sekutunya pada Desember 2019 memperpanjang perjanjian yang ada untuk mengekang produksi minyak mentah agar harga tidak jatuh. (RA)