CHICAGO– Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh kembali di bawah level psikologis US$1.300 per ounce pada Kamis atau Jumat (12/4). Padahal, selang empat hari berturut-turut harga emas meroket.

Menurut kantor berita Xinhua, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni, jatuh US$20,60 atau 1,57%, menjadi menetap pada US$1.293,30 per ounce. Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun US$37,7 sen atau 2,47%, menjadi ditutup pada US$14.867 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$13,60 atau 1,5%, menjadi US$895,30 per ounce.

Dewan Eropa pada Kamis (11/4/2019) pagi menyetujui perpanjangan enam bulan proses Brexit, menetapkan tenggat waktu baru bagi Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober 2019, dan secara sempit menghindari skenario tanpa kesepakatan (no-deal) yang telah dijadwalkan untuk 12 April.

Penjinakan sementara krisis Brexit membatasi daya tarik terhadap emas sebagai salah satu aset safe haven, menurut analis pasar.

Aksi ambil untung (profit taking) juga berkontribusi pada kejatuhan emas berjangka, yang telah membukukan keuntungan dalam empat sesi terakhir berturut-turut.

Sementara itu, indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,22% menjadi 97,13 tepat sebelum penyelesaian perdagangan emas.

Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Juga pada Kamis (11/4), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran AS, atau jumlah orang yang mengajukan permohonan tunjangan pengangguran, turun tajam 8.000 menjadi 196.000 pada minggu yang berakhir 6 April.

Hal itu menandakan pasar tenaga kerja yang kuat, yang menopang ekonomi AS, sehingga mengurangi kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan global, yang telah mendukung emas dalam beberapa sesi terakhir. (RA)