JAKARTA– Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun lagi pada Selasa (Rabu pagi WIB) karena dolar AS kembali menunjukkan penguatan dan pasar global membaik. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun US$11, atau 1%, menjadi menetap di US$1.085,20 per ounce.
Laporan yang dilansir kantor berita Xinhua menyebutkan logam mulia berada di bawah tekanan pada Selasa karena ekuitas Eropa berbalik naik setelah seminggu pasar bergejolak. Indeks FTSE 100, indikator utama pasar saham Inggris pada Selasa meningkat 0,98%, indeks CAC 40 Prancis naik 1,53%, dan indeks DAX 30 Jerman naik 1,63%.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat berlindung yang aman.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,06% menjadi 98,88 pada pukul 18.25 GMT.
Sementara itu, laporan Pembukaan Lapangan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan naik sedikit pada November menjadi 5,431 juta.
Para analis mengatakan tren jangka panjang untuk emas tetap sangat bearish karena The Fed mulai melakukan kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade pada Desember, meskipun semula diharapkan akan ditunda sampai 2016.
Beberapa analis percaya bahwa The Fed dapat meningkatkan suku bunga utamanya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada Maret.
Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.
Sampai pertemuan FOMC Desember, belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Perak untuk pengiriman Maret turun US$11,5 sen, atau 0,83%, menjadi ditutup pada US$13,751 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun US$7,7, atau 0,91%, menjadi ditutup pada US$ 838,60 per ounce. (EA)
Komentar Terbaru