JAKARTA-Grup Pertamina berhasil mencatatkan predikat emas terbanyak di ajang Proper 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pertamina sekurangnya mendapatkan 22 Proper Emas, 19 di antaranya dikontribusikan oleh dua subholding, yaitu PT Pertamina Patra Niaga (subholding commercial and trading) sebanyak 11 emas dan PT Pertamina Hulu Energi (subholding upstream) delapan emas.

Menurut informasi, penyerahan penghargaan bagi Predikat Hijau dan Emas Proper 2021 akan dilaksanakan di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa pagi (28/12).

Sumber Dunia Energi yang mengetahui penilaian Proper 2021 membisikkan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) menjadi kontributor terbesar raihan emas Proper 2021 bagi Pertamina. Perusahaan yang berbisnis di sektor hilir migas ini mendapatkan predikat Emas melalui Marketing Office Region (MOR) III-Terminal BBM Cikampek; MOR III-Terminal BBM Bandung Group; MOR IV-Terminal BBM Boyolali; MOR IV-Terminal BBM Rewulu, dan MOR IV-Maos. Selain itu, PPN juga mengontribusi predikat Emas Proper 2021 melalui MOR IV-Integrated Terminal Semarang; MOR V-DPPU Ngurah Rai; MOR V-Terminal BBM Tuban; dan MOR V-Integrated Terminal Surabaya.

“PPN juga mendapatkan predikat Proper Emas tahun ini melalui MOR VI-DPPU Sepinggan dan Mor VII-DPPU Hasanudin,” ujar sumber Senin (27/12).

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjadi kontributor berikutnya terhadap pencapaian predikat Proper Emas bagi Grup Pertamina tahun ini. PHE diketahui berhasil merebut delapan penghargaan Emas dari target tahun ini delapan emas, naik dua dari tahun lalu yang hanya enam emas melalui Pertamina EP (PEP) Rantau Field, PHE Jambi Merang, PEP Tambun Field, PEP Subang Field, PHE West Madura Offshore, dan JOB Pertamina-Medco Tomori.

Ke delapan predikat emas yang diraih Grup PHE tahun ini berasal dari PHE Jambi Merang; PEP Subang Field; PEP Tarakan Field, PEP Sanga Sanga Field; dan JOB Pertamina-Medco Tomori. Selain itu, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU), PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM)- Lapangan BSP, dan PHM Lapangan South Proccessing Unit. Tiga yang gagal mempertahankan predikat emas tahun ini adalah PEP Rantau Field, PHE WMO, dan PEP Tambun Field.

“Tiga emas lainnya bagi Grup Pertamina diperoleh lewat Refinery Unit II-Sei Pakning dan RU VI-Kasim, Sorong dan PT Pertamina Geothermal Energy (anak usaha PT Pertamina Power Indonesia, subholding new renewable energy) melalui PGE Area Kamojang,” ujar sumber.

Proper adalah program penilaian dari pemerintah kepada perusahaan tentang kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2014 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan oleh KLHK setiap tahun.

Program Proper adalah salah satu program unggulan KLHK yang dikembangkan sejak 2002 dengan tujuan mendorong tingkat ketaan perusahana dalam pengelolaan lingkungan hidup dan mendorong inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan pemberdayaan masyarakat di sekitar area operasi perusahaan.

Perusahaan yang memperoleh predikat Proper Emas dinilai telah melaksanakan kegiatan tanggungjawab sosial dan lingkungan di atas kepatuhan.

Pertamina setiap tahun menambah jumlah predikat Proper Emas. Pada 2017, Pertamina meraih 11 predikat Emas dari total 19 Emas Proper. Tahun 2018 naik menjadi 14 emas dari 20 Emas. Tahun 2019 turn jadi 13 emas dari 26 emas dan tahun lalu naik lagi menjadi 16 emas dari total 32 Proper Emas yang diberikan KLHK.

Sigit Reliantoro, Plt Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK sekaligus Dewan Proper KLHK, belum bisa dikonfirmasi terkait total predikat emas Proper 2021 yang diberikan KLHK dan total Proper emas bagi Grup Pertamina. Pertanyaan Dunia Energi via WA pun belum direspons

Irto P Ginting, Plt Sekretaris Perusahaan PT PPN, mengatakan PPN sangat bangga atas raihan penghargaan 11 Proper Emas karena ini menggambarkan bahwa pengelolaan Pertamina untuk aspek lingkungan hidup terus memberikan kualitas yang semakin baik. Program CSR Pertamina disusun dengan konsep berkelanjutan dan inovasi sosial yang spesifik dengan kondisi lingkungan di area lokasi kerja, karakter dan kebutuhan masyarakat sekitar.

“Dengan demikian dipastikan program CSR memberikan nilai tambah dan mendukung pertumbuhan perusahana dan juga pembangunan masyarakat dan linkungan secara berkesinambungan,” ujar Irto yang juga Manajer CSR PPN kepada Dunia Energi.

Risna Resnawaty, pengamat CSR dari Universitas Padjadjaran, menilai keberhasilan Pertamina menjadi peraih Proper emas dinilai sangat baik. Integrasi antara pelaksanaan proses bisnis dan CSR di Pertamin abagai Galih dan Ratna, tidak terpisahkan. Hal ini merupakan bukti komitmen yang kuat dari pelaksanaan etika bisnis sebuah perusahaan.

“Jika melihat program-program CSR Pertamina di Hulu hingga Hilir, tidak heran jika separuh Proper emas disabat oleh Pertamina. Kemungkinan tahun depan akan lebih dari itu,” jelas Risna kepada Dunia Energi.

Risna Resnawaty, Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad. (foto: Dudi Rahman)

Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad itu menyebutkan, program CSR Pertamina memiliki kelebihan, salah satunya pada komitmen kuat melahirkan keijakan yang mendukung keunggulan di berbagai lini: pendanaan, SDM pelaksana, inovasi program, hingga memastikan kebermanfaatan program bagi masyarakat.

“Pelaksanaan CSR di Pertamina sudah benar-benar menyatiu dengan proses bisnisnya. Di mana perusahaan melakukan kegiatan operasi, di situ CSR-nya betul-betul hadir bagi masyarakat,” katanya. (DR)