JAKARTA – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), induk usaha PT Amman Mineral Nusa Tenggara, pengelola Tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, membukukan laba bersih US$122 juta pada semester I 2023, turun 78% dibanding periode yang sama 2022 sebesar US%565 juta. Tergerusnya laba dipengaruhi oleh penundaan ekspor konsentrat yang menyebabkan pendapatan turun dari US$1,38 miliar pada semester I 2022 menjadi US$581 juta pada enam bulan pertama 2023.

Arief Sidarto, Direktur Keuangan Amman, mengatakan walaupun tidak bisa menjual konsentrat karena tertundanya pemberian izin ekspor mulai tanggal 1 April hingga 24 Juli 2023, Amman tetap menjaga ketahanan finansial dan posisi kas yang sehat selama semester pertama tahun 2023.

“Kami juga berhasil menjual persediaan konsentrat selama empat bulan dalam waktu enam minggu, segera setelah mendapat izin ekspor pada Juli 2023,” kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/9).

Amman pada semester I 2023 mencatat penjualan tembaga 76 juta pon dengan harga jual rata-rata US$4,48 per pon dan penjualan emas sebesar 119 kilo ons dengan harga jual rata-rata US$2,004 per ons. Terjadi penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan pada periode tersebut karena berakhirnya izin ekspor Amman Mineral Nusa Tenggara pada Maret 2023.

Konsentrat tersebut disimpan di gudang penyimpanan hingga izin ekspor baru diberikan pada Juli 2023. Tak lama setelah menerima izin tersebut, Amman berhasil menjual persediaan empat bulan dalam waktu enam minggu.

Sepanjang semester I 2022 dan semester I 2023, harga jual rata-rata tembaga meningkat dari US$4,23 per pon menjadi US$4,48 per pon (bersih), sedangkan untuk emas meningkat dari US$1,852 per ons menjadi US$2,004 per ons (bersih).

Menurut Arief, hasil yang diraih Amman menunjukkan pengendalian biaya dan manajemen keuangan yang bijaksana yang selalu diterapkan. Perusahaan, kata dia, tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai hasil semester kedua yang lebih kuat dan mencapai target satu tahun yang lebih baik.

“Kami menargetkan akan menyelesaikan lebih dari 70% proyek smelter kami pada bulan Desember 2023, dengan target penyelesaian mekanis pada Mei 2024,” kata Arief.(AT)