JAKARTA – Mineral Industry Indonesia (MIND ID), holding BUMN Tambang meminta dukungan pemerintah dalam implementasi hilirisasi batu bara Demithyl Ether (DME). Salah satu dukungan yang diminta nantinya berkaitan dengan mekanisme pembayaran kompensasi oleh badan usaha yang mengekspor batu bara yang dananya disetor ke Badan Layanan Umum (BLU) batu bara.
Hendi Prio Santoso, Direktur Utama MIND ID, berharap dana yang masuk ke BLU juga bisa digunakan mempercepat implementasi DME yang memang membutuhkan dana besar. “Dukungan masuknya DME dalam BLU Batu bara,” kata Hendi disela rapat dengan Komisi VII, Senin (6/2).
Proyek yang nantinya akan di bangun di Muara Enim ini akan memproduksi 1,4 juta tpa DME. Dengan pengolahan batu bara kalori rendah yang selama ini belum terserap maksimal oleh industri dalam negeri. Ada dua BUMN yang terlibat dalam pepyek ini yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero) serta Air Product sebagai pemilik teknologi.
Proyek hilirisasi batu bara ini sejatinya sudah mendapatkan payung hukum yang menyatakan bahwa proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek yang sejatinya pada tahun ini sudah memasuki fase konstruksi masih menunggu Perpres.
Hendi menjelaskan proyek yang digadang bisa menjadi subtitusi LPG ini akan mulai berproduksi pada kuartal empat tahun 2027. PTBA sebagai leading pembangunan proyek ini telah selesai menyusun usulan Perpres. Kemudian, saat ini PTBA sedang menunggu persetujuan pemerintah.
“Kami meminta dukungan agar proyek DME ini bisa berjalan dengan adanya Perpres yang memastikan bahwa proyek ini merupakan proyek penugasan pemerintah,” ujar Hendi.
Hingga kini pemerintah sendiri masih menggodok pembentukan BLU Batu bara. Terbaru, pemerintah bakal melibatkan Himbara sebagai badan yang akan menampung dana kompensasi tersebut untuk disalurkan guna menutup selisih harga batu bara domestik ke PLN dengan harga batu bara yang sesuai keekonomian.(RI)