JAKARTA– PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), emiten jasa pertambangan, menargetkan raihan pendapatan sepanjang 2019 sebesar US$ 850 juta hingga US$ 950 juta atau sekitar Rp12,2 triliun-Rp13,68 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) ditopang peningkatkan volume pengupasan lapisan tanah atau overburden removal (OB) menjadi 380 juta BCM hingga 420 juta BCM.

Eddy Poerwanto, Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur, mengatakan tahun lalu perusahaan megpas lapisan tanah sebanyak 392,5 juta BCM dan membukukan pendpatan US$ 892,46 juta.

“Hingga Maret 2019, kami megupas lapisan tanah 97 juta bcm atau naik 16,5% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 83,2 juta bcm,” ujar Eddy di Jakarta, Kamis (2/5).

Sepanjang kuartal I 2019, Delta Dunia memproduksi batubara sebanyak 12,2 juta ton atau naik 19,61% dibandingkan periode sama 2018 sebesar 10,2 juta ton. Eddy berharap pencapaian tersebut bisa dipertahankan pada tiga kuartal berikutnya. Delta Dunia memproyeksikan selama kuartal II 2019 volume pengupasan lapisan tanah stabil di atas 30 juta bcm per bulan.

Delta Dunia selama ini menjalankan bisnis jasa penambangan melalui PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha. BUMA saat ini menangani 1 kontrak jasa penambangan dengan kerja sama yang beragam. Beberapa kontrak kerja sama jasa tambang BUMA dengan itu dilakukan misalnya dengan Adaro (Paringin) sejak 2009 hingga 2022, PT Kideco Jaya Agung pada 2004-2019 dan diperpanjang kembali. Dengan Berau Coal (Lati) periode 2012-2025 dan Berau Coal (Binungan) dari 2003-2020.

Selain itu, Delta Dunia juga menjalin kerja sama kontrak penambangan dengan Insani Baraperkasa periode 2018-2025, Indonesia Pratama (2918-2025), dan Tanah Bumbu Resources (2018-2024). (RA)