JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten batu bara, menargetkan produksi batu bara pada tahun ini sebesar 100 juta ton, naik dibanding realisasi produksi 2016 yang mencapai 86 juta ton. Produksi batu bara Bumi Resources akan ditopang produksi anak usaha perseroan, yakni PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Pendopo Energy Batubara, dan PT Fajar Bumi Sakti, bakal menggenjot produksi pada 2017.
“Kapasitas produksi tahun ini ditargetkan 100 juta ton seiring proyeksi lonjakan harga batu bara tahun ini hingga 30 persen,” ujar Dileep Srivastava, Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources, baru-baru ini.
Harga batu bara merujuk tren pergerakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) menunjukkan kenaikan signifikan hingga Maret 2017. Harga batu bara acuan pada Maret 2017 ditetapkan sebesar US$81,9 per metrik ton, naik 61,41 persen dibanding periode Maret 2016 sebesar US$51,62 per metrik ton.
Bumi Resources tercatat memiliki cadangan batu bara terkini sebesar 2,2 miliar ton. Serta cadangan dan sumber daya batu bara mencapai 14,5 miliar ton.
Cadangan terbesar dimiliki KPC yang 578 juta ton cadangan batu bara dan 7,67 miliar sumber daya batu bara. Disusul kemudian Arutmin yang memiliki cadangan batu bara 277 juta ton, yang terdiri cadangan sub bituminous coal dan ecocoal. Serta sumber daya batu bara sebesar 2,37 miliar ton. Serta Pendopo yang memiliki cadangan batu bara 1,3 miliar ton dan sumber daya batu bara 2,31 miliar ton.
Sepanjang 2016, Bumi Resources membukukan pendapatan US$23,37 juta, turun 42,31 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$40,51 juta. Pendapatan Bumi pada tahun lalu berasal dari manajemen fee dari KPC, ventura bersama dan jasa yang dilakukan Bumi Resources Japan Company Limied serta PT Bumi Resources Mineral Tbk untuk memasarkan batubara.
Seiring tidak lagi adanya beban penurunan nilai aset pada tahun lalu dibanding 2015 yang mencapai US$885,54 juta dan tidak lagi merugi atas penghapusan piutang yang pada 2015 mencapai US$522,55 juta, Bumi Resources berhasil membukukan laba bersih US$ sebesar US$67,69 juta dibanding 2015 yang mencetak rugi bersih US$1,92 miliar. (RA)
Komentar Terbaru