JAKARTA – PT Pertamina (Persero) ditargetkan bisa mulai investasi berupa pengeboran sumur di Blok Rokan pada 2019, meskipun secara resmi baru mengambil alih pengelolaan pada 2021 mendatang.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan investasi awal Pertamina di Rokan sangat penting untuk bisa menekan laju penurunan produksi. Bahkan Pertamina sebenarnya telah menyusun rencana pengeboran yang harus dilakukan paling tidak pada Agustus tahun ini.

“Harus putus (kesepakatan). Pengeboran Pertamina itu diharapkan, menurut Work Plan And Budget (WPNB), itu Agustus mulai ngebor,” kata Dwi ditemui di Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (4/4).

Namun demikian masih ada satu tahap yang harus dilalui Pertamina sebelum mulai melakukan investasi maupun melakukan pengeboran di sana. Hingga kini, Chevron sebagai pengelola sah Rokan hingga 2021 belum juga memberikan lampu hijau kepada Pertamina untuk melakukan investasi. Padahal menurut Dwi investasi Pertamina bisa dilakukan sebelum Pertamina menandatangani kontrak baru di Rokan.

Dwi menjelaskan sekarang pembahasan rencana investasi Pertamina di Rokan masih berlangsung dan harus diakui berlangsung cukup alot.

Salah satu poin pembahasan adalah terkait pihak mana yang akan berinvestasi, dan yang akan mengeksekusi pengeboran sumur.

“Ini yang masih dibahas skenarionya menjadi seperti apa. Apakah Pertamina yang mendanai Chevron yang melakukan, Jadi Pertamina yang investasi. Karena Pertamina belum masuk ke situ, bagaimana nanti mengembalikan (investasi) Pertamina ini dari cadangan mereka,” ungkap Dwi.

Investasi lain Pertamina di Rokan selain pengeboran sumur adalah penggantian fasilitas berupa pipa penyaluran minyak yang berdasarkan perhitungan Pertamina harus sudah dilakukan pada tahun ini.

Bagi Pertamina, penggantian pipa hilir sangat penting dan harus dilakukan pada tahun ini lantaran umur kelayakan pipa yang sudah jatuh tempo. Jika tidak dilakukan maka kendala teknis dipastikan akan terjadi terutama saat Pertamina resmi menjadi operator Blok Rokan.

Pipa hilir untuk distribusi minyak di blok Rokan menghubungkan beberapa lapangan di sana, yakni Minas-Duri-Dumai dan Batam-Bangko-Dumai.

Investasi termasuk pengeboran sumur di Rokan sangat diperlukan agar penurunan produksi secara drastis tidak terjadi. Dalam kuartal I 2019 saja, lifting gas Rokan telah disalip Blok Cepu yang dikelola Exxon Mobil Cepu Limited.

Untuk tiga besar lifting KKKS, hingga 31 Maret 2019 adalah Exxonmobil Cepu Limited (ECML) dengan lifting rata-rata 220 ribu bph, diikuti PT Chevron Pacific Indonesia diposisi kedua dengan lifting sebesar 197 ribu bph. Posisi ketiga, PT Pertamina EP dengan lifting sebesar 78 ribu bph.(RI)