Pekerja Pertamina di Blok Southeast Sumatra. Southeast Sumatra mulai dikelola Pertamina sejak September 2018.

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengalokasikan belanja modal 2019 sebesar US$5,5 miliar, sebesar 50% diantaranya dialokasikan untuk kebutuhan investasi di sektor hulu. Pertamina memastikan tidak akan ada investasi hulu di luar negeri.

Dharmawan H Syamsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan pada 2019 Pertamina akan fokus mengembangkan potensi sumber daya di dalam negeri. “Tidak ada ekspansi ke luar negeri tahun depan, kami mau fokus untuk mengembangkan hulu dalam negeri,” kata Dharmawan di Jakarta, belum lama ini.

Kebutuhan investasi Pertamina dipastikan akan makin membesar pada tahun depan. Sejumlah blok yang telah habis kontrak atau terminasi di 2018 akan mulai dikelola sepenuhnya Pertamina pada 2019. Serta mulai dikelolanya blok yang masuk masa terminasi pada 2019.

Paling tidak ada dua blok tambahan yang akan dikelola Pertamina pada 2019, yaitu Blok Jambi Merang dan Raja atau Pendopo. Kemudian yang akan dibiayai secara penuh sejak awal 2019, yakni Blok Southeast Sumatera (SES), East Kalimantan dan Attaka, Blok Sanga-Sanga, Ogan Komering, Tuban, serta North Sumatera Offshore (NSO) Blok B.

Belum lagi dengan persiapan Pertamina untuk mengelola Blok Rokan yang akan diambil alih dari PT Chevron Pacific Indonesia pasca 2021.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan pencarian cadangan migas baru di wilayah Indonesia menjadi salah satu fokus perusahaan. Ini harus selaras dengan proyek kilang yang tahun depan akan mulai kembali digenjot Pertamina. Saat kapasitas kilang sudah meningkat maka kemampuan produksi minyak Pertamina juga harus bisa mengimbangi.

“Tantangan ketika kapasitas meningkat, upstream juga harus bergerak, tugas kita dan anak usaha hulu bagaimana tingkatkan produksi,” kata Nicke.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, mengatakan wajar jika Pertamina memilih maksimalkan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produksi lapangan migas di Indonesia. Apalagi seiring dengan penugasan yang didapatkan Pertamina, baik di hilir maupun hulu yakni mengelola blok terminasi.

“Saya kira logis keputusan tersebut, mengingat saat ini Pertamina banyak menerima penugasan untuk mengelola blok migas habis masa kontrak yang banyak,” tandas Komaidi.(RI)