JAKARTA- Produksi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dari dua kilang LNG utama Indonesia yakni kilang Bontang di Kalimantan Timur dan kilang LNG Tangguh di Papua pada 2021 ditargetkan mencapai 200,74 kargo LNG.

Arief Setiawan Handoko, Deputi Monetisasi dan Keuangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan untuk produksi Kilang Bontang pada 2021 berkisar 77, 74 kargo, 18,7 kargo direncanakan untuk kebutuhan domestik. “Sisanya 59,04 kargo akan dipasarkan ekspor,” kata Arief, belum lama ini.

Untuk produksi Kilang Tangguh pada 2021 ditargetkan 123 kargo. Sebanyak 35 kargo  untuk domestik dan 88 kargo akan diekspor.

Berdasarkan data SKK Migas, proyeksi produksi LNG pada tahun ini menurun dibanding realisasi produksi pada tahun lalu. Total produksi LNG 2020 sebanyak 206,9 kargo. Itu berarti ada penurunan produksi tahun ini sebesar 2,9% jika dibanding tahun lalu.

Sementara itu perincian untuk produksi Kilang Bontang untuk tahun lalu sebesar 84,9 kargo, 23,5 kargo didistribusikan ke dalam negeri dan isanya 61,4 kargo diekspor.

Produksi Kilang Tangguh pada 2020 tercatat 122 kargo dengan rincian untuk memenuhi kebutuhan domestik sebanyak 21 kargo dan sisanya 101 kargo diekspor.

Menurut Arief, untuk realisasi penyaluran gas pada 2020 rata-rata 5.463 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau baru 98,32% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2020 sebesar 5.556 MMscfd dengan breakdown penyaluran yang melalui gas pipa: 3.583 MMscfd. Kemudian feed gas ke kilang LNG sebesar 1.847 MMscfd
Serta gas ke LPG sebesar 33 MMscfd.

“Kumulatif salur gas tahun 2020 1.993.818 MMscfd,” tukas Arief.

Dia menuturkan untuk strategi penjualan  2021 SKK Migas akan berusaha agar tidak ada uncommitted kargo LNG. Apalagi kalau terlalu banyak LNG yang beredar di pasaran akan dikhawatirkan memberikan pengaruh terhadap harga LNG. Padahal pemerintah mematok target tinggi dari bisnis LNG.

“Kalau harganya murah berarti penerimaan negara akan lebih sedikit. Kami punya target penerimaan negara kemarin 140% dari target. Itu coba kami pertahankan atau mungkin meningkatkan, tentunya dengan harga minyak naik dan harga gas termasuk LNG naik,” kata Arief.(RI)