SUBANG– Produksi minyak dan gas bumi dari Field Subang yang dikelola oleh PT Pertamina EP Asset 3 diperkirakan mencapai 1.330-1.340 barrel oil per day (BOEPD) sampai akhir 2016 seiring rencana reaktivasi empat sumur yang diharapkan bisa berproduksi kembali pada September atau Oktober 2016. Keempat sumur yang akan direaktivasi tersebut adalah sumur Jati Asri 2, Jati Asri 3, Jati Sinta 1, dan Jati Rimba 1.

“Kami harapkan hingga akhir tahun produksi minyak mencapai 1.300 BOPD dan gas 235-240 MMSCFD. Produksi migas kami hingga semester I mencapai 1.250 BOEPD atau 2% di atas target,” ujar Armand Mel Iskandar Hukom, Field Manager Pertamina EP Asset 3 Subang Field, di sela peresmian Rumah Inspirasi di Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Kamis (4/8).

Armand enggan menyebutkan besaran investasi reaktivasi empat sumur yang sempat dimatikan tersebut. Dia hanya menjelaskan bahwa Field Subang berupaya keras untuk mencapai target, bahkan melebihi proyeksi dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan dalam produksi gas. “Saat ini rata-rata produksi gas dari wilayah kerja Subang mencapai 220 juta kaki kubik per hari (MMSCFD),” katanya.

Target produksi Pertamina EP Asset 3 Field Subang, yang membawahi Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang, akan dikontribusikan oleh 57 sumur produksi dan enam sumur injeksi, termasuk sumur di Jati Asri. Saat ini total lapangan Subang ada 117 sumur.

Menurut Armand, minyak Pertamina EP Field Subang untuk memasok Kilang Pengolahan Minyak IV di Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Sedangkan gas dipasok ke sejumlah konsumen antara lain PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), PT Pupuk Kujang, dan industri di wilayah Jawa Barat.

Target produksi Pertamina Subang hingga akhir 2016 sebenarnya turun dibandingkan tahun lalu yang mencatat produksi minyak sekitar 1.500 BOPD dan produksi gas 250 sampai 260 juta kaki kubik. Hal ini seiring penurunan alamiah (natural decline) dan pelemahan harga minyak global.

Pembeli Gas
Armand juga mengatakan saat ini Pertamina menjajaki dua pembeli baru dari gas karbondioksida (CO2). Pembeli gas karbondioksida tersebut saat ini baru PT Samator dan PT Aneka Gas Industri (AGI). “Kami lagi negosiasi dua pembeli lagi. Mudahan-mudahan bisa segera terlaksana,” katanya.

Armand menyebutkan produksi gas karbondioksida perusahaan saat ini mencapai 25 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Dari produksi itu, hanya 10 juta kaki kubik yang sudah terjual. Sisanya, Pertamina tengah mencari pembeli-pembeli baru.

“Memang banyak pembeli yang belum mengetahui secara lengkap soal gas CO2. Padahal manfaatnya sangat banyak,” katanya.

Menurut Armand, Pertamina masih belum menemukan kesepakatan harga dengab dua pembeli baru tersebut.

Pertamina EP Asset 3 Subang Field adalah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas pertama di Indonesia yang menjual karbondioksida (CO2). Pertamina EP setidaknya mendapat hasil penjualan US$ 5.042 per hari dari dua plant pemurnian CO2 di Subang dan Cilamaya.

Karbondioksida yang diproduksi plant Cilamaya dijual ke Samantor sebanyak 1.172 MMSCFD dan menghasilkan pendapatan US$ 2.842 per hari. Sedangkan CO2 plant Subang dijual ke PT Aneka Gas Industri sebanyak 1.820 MMSCFD dan menghasilkan US$ 2.200 per hari. (DR)