JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), perusahaan tambang batu bara, anak usahanya Banpu Plc, membukukan laba bersih US$105,29 juta pada semester I 2017, naik 188,61% dibanding periode yang sama tahun lalu US$36,48 juta. Selain ditopang kenaikan pendapatan, laba bersih Indo Tambangraya didukung keberhasilan menekan beban-beban.

Manajemen Indo Tambangraya dalam laporan keuangannya, akhir pekan lalu, menyebutkan pada paruh pertama tahun ini perseroan meraih pendapatan US$748,78 juta, naik 22,8% dibanding semester I 2016 sebesar US$609,47 juta. Sebesar 89,5% atau US$670,02 juta dari total pendapatan berasal dari penjualan batu bara ke pihak ketiga. Sisanya, US$72,9 juta berasal dari penjualan ke pihak berelasi dan US$5,8 juta merupakan pendapatan dari segmen jasa.

Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok naik 8,7% menjadi US$536,24 juta dibanding semester I tahun lalu US$493,06 juta. Kenaikan beban pokok yang lebih kecil dibanding pendapatan membuat laba kotor Indo Tambangraya naik 82,7% menjadi US$212,54 juta pada semester I 2017 dibanding periode yang sama tahun lalu US$116,41 juta.

Banpu, induk usaha Indo Tambangraya menyebutkan perseroan meraih laba bersih US$143,86 juta pada semester I 2017. Dengan kata lain, Indo Tambangraya memberikan kontribusi 73,18% laba bersih Banpu pada paruh pertama 2017.

Banpu dalam laporannya juga menyebutkan total volume penjualan batu bara dari Indonesia pada enam bulan pertama tahun ini mencapai 10,5 juta. Volume penjualan batu bara dari Australia tercatat 6,34 juta ton dan sumber lainnya 0,46 juta ton.

Produksi batu bara Indo Tambangraya berasal dari sejumlah anak usaha, yakni PT Indominco Mandiri, PT Trubaindo Coal Mining, PT Jorong Barutama Greston, PT Kitadin-Embalut, dan PT Bharinto Ekatama.

Indominco, Trubaindo, Bharinto dan Jorong Barutama merupakan Perusahaan Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B). Sedangkan Kitadin merupakan perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP).(AT)