JAKARTA – Kontrak emas yang paling aktif di divisi COMEX New York Mercantile Exchange untuk pengiriman April turun US$1,9 atau 0,16 persen menjadi menetap US$1.200,70 per ounce pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Penurunan harga seiring ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga yang akan diumumkan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Amerika Serikat, setelah penutupan pasar.

Selain emas, komoditas lain seperti perak untuk Mei tidak berubah di posisi US$16,923 per ounce. Serta platinum untuk pengiriman April turun US$2,1 atau 0,22 persen, menjadi ditutup US$936,80 per ounce.

Perdagangan COMEX New York Mercantile Exchange tertuju pada pertemuan FOMC Maret, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunganya. Investor percaya Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 ke 1,00 selama pengumuman FOMC Rabu (15/3).

Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke setidaknya 0,75 hampir pasti, pada 95 persen selama pertemuan Maret dan 88 persen untuk pertemuan Mei, bersama dengan peluang delapan persen peningkatan ke suku bunga 1,00.

Pasar ekuitas AS juga mengharapkan kenaikan suku bunga, dan Dow Jones Industrial Average naik 47,47 poin atau 0,23 persen pada pukul 17.30 GMT.

Penurunan emas lebih dalam dicegah karena indeks dolar AS turun 0,31 persen menjadi 101,43 pada pukul 17.30 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor.

Logam mulia diletakkan di bawah tekanan ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu (15/3) menunjukkan indeks harga konsumen meningkat sesuai perkiraan 0,1 persen selama Februari. Namun, analis mencatat bahwa tingkat tahun-ke-tahun naik menjadi 2,7 persen, yang sejalan dengan keinginan bank sentral AS untuk inflasi 2,0 persen.

Laporan yang dirilis Departemen Sensus AS menunjukkan penjualan ritel meningkat sesuai perkiraan 0,1 persen selama Februari, dengan Januari direvisi naik menjadi 0,6 persen, angka yang lebih baik dari perkiraan. Laporan tersebut memberikan tekanan terhadap logam mulia karena para analis percaya kemungkinan akan memberikan dewan Federal Reserve lebih banyak amunisi untuk mengadvokasi kenaikan suku bunga, yang menempatkan tekanan pada emas.

Pelaku pasar juga menunggu rilis laporan perumahan yang baru dibangun (housing starts), klaim pengangguran mingguan, dan Survei Prospek Bisnis Federal Reserve Philadelphia pada Kamis (16/3), bersama dengan laporan produksi industri pada Jumat (17/3).(AT/ANT)