JAKARTA-Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Rabu (Kamis pagi WIB) karena data ekonomi AS bervariasi dan dolar AS lebih kuat. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun US$0,8 atau 0,07%, menjadi menetap di US$1.212,10 per ounce.

Emas diletakkan di bawah tekanan, karena indeks dolar AS naik 0,49% menjadi 100,79 pada pukul 17.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Logam mulia mendapat dukungan ketika Dow Jones Industrial Average AS turun 52,55 poin atau 0,27% pada pukul 17.00 GMT. Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.

Sebuah laporan yang dirilis pada Rabu (18/1) oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen meningkat 0,3% selama Desember, merupakan peningkatan 2,1% dari periode yang sama tahun lalu. Analis mencatat bahwa laporan ini berada pada ujung bawah ekspektasi, tetapi dalam kisaran konsensus dan sebagai hasilnya mungkin hanya memberikan dukungan kecil terhadap logam mulia.

Emas diberikan beberapa dukungan karena Federal Reserve AS merilis laporan produksi industri pada Rabu yang menunjukkan produksi meningkat 0,8% selama Desember dan manufaktur meningkat 0,2% selama satu bulan. Analis mencatat bahwa data manufaktur lebih lemah dari yang diharapkan, sehingg memberikan dukungan kepada logam mulia.

Selain itu laporan-laporan yang dirilis pada Rabu, data “housing starts” (rumah yang baru dibangun), klaim pengangguran mingguan, dan laporan prospek bisnis Fed Philadelphia akan dirilis pada Kamis, dan tidak ada laporan ekonomi yang akan diumumkan pada Jumat (20/1). (DR/ANT)