JAKARTA– PT Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan tambang batubara pelat merah, tengah melakukan proses akuisisi beberapa perusahaan pertambangan batubara dan nonbatubara untuk diversifikasi bisnis. Achmad Sudarto, Direktur Keuangan Bukit Asam, mengatakan proses uji tuntas (due dilligence) dilakukan terhadap tiga sampai lima perusahaan.

Menurut Achmad, demi mendorong kinerja perseroan, Bukit Asam akan mengakuisisi proyek pembangkit tenaga listrik yang sudah ada sehingga menghasilkan lebih banyak pendapatan dan pertumbuhan aset dapat lebih cepat. “Saat ini dalam pembicaraan akhir untuk membeli pembangkit listrik,” katanya.

Selain itu, tambah Achmad, Bukit Asam merencanakan untuk mengakuisisi perusahaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai upaya diversifikasi bisnis.

“Kami kan dapat mandat untuk agresif. Jadi yang bisa cepat apa, yang cepat Mergers and Acquisitions (M&A). M&A ini macam-macam, konsepnya tidak hanya organik tapi bisa juga anorganik,” katanya.

Namun, Achmad belum bersedia menyampaikan secara rinci nilai belanja modal yang dibutuhkan untuk akuisisi perusahaan-perusahaan itu. “Asalkan perusahaan itu mau kita sebagai mayoritas dan menguntungkan,” katanya.

Dia menuturkan, rencana ini menyusul harga batu bara yang cenderung fluktuatif sehingga Bukit Asam merasa perlu melakukan ekspansi ke sektor lain.

“Butuh size up di perusahaan. Kalau hanya menggunakan batu bara mungkin, tapi saya tidak bisa lompat. Mungkin lima tahun ke depan meningkat,” ungkapnya.

Untuk kerja sama, perseroan akan menyasar perusahaan domestik dengan regulasi offshore. Adapun target pertumbuhan aset dari perluasan bisnis tersebut diprediksi setengah dari aset Bukit Asam sebesar Rp18 triliun. “Mungkin setengah dari aset, depends on,” tandasnya. (RA)