BALIKPAPAN – Capaian produksi minyak Zona 9 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina hingga saat ini sebesar 18.600 BOPD, dengan perolehan gas sebesar 52 MMSCFD.

Kegiatan operasi yang dilaksanakan masif dan agresif menjadi andalan para pekerja Zona 9 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina.

“Produksi minyak dan gas saat ini cukup besar, gabungan dari backbone-nya Pertamina EP dan Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS). Ke depan akan sangat agresif karena secara potensi di bawah tanah mempunyai area semacam lensa-lensa kecil untuk menggerakkan ataupun untuk produksi minyak,” ungkap Andre Wijanarko, GM Zona 9 Pertamina, saat ditemui di kantornya di Patraland, Balikpapan, Kalimantan Timur, (15/11/2022).

Andre mengatakan akan ada banyak pengeboran untuk penetrasi area-area yang belum produksi.
“Skalanya tahun depan sekitar 80 sumur di Zona 9. 28 sumur di aset Pertamina EP, dan 52 di PHSS. Kalau di lihat scale-nya seperti itu artinya investasi dari Pertamina cukup masif untuk menggerakkan area yang ada di Kalimantan terutama untuk menyediakan energi nasional. Jadi ke depan program kerja sangat masif,” katanya.

Andre menjelaskan semua wilayah operasi Zona 9 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina adalah onshore. pengelolaan Wilayah Kerja (WK) berdasarkan PSC. Di Zona 9 untuk aset PT Pertamina EP menggunakan cost recovery. Sedangkan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga menggunakan gross split.

“Kita prinsipnya gabung ya. Jadi ketika gabung di Zona 9 semua menjadi efektif, yang semula pengelolaan sendiri-sendiri dengan adanya Zona 9 yang notabene ada 2 WK bersebelahan, sekarang bisa konsolidasi. PHI (PT Pertamina Hulu Indonesia) di holding kami plus di SHU (Subholding Upstream),” ujar Andre.

Ia menyampaikan, produksi rata-rata per tahun sebesar 18.600 BOPD. Tahun depan akan ada 11 sampai 12 rig yang akan beroperasi di area zona 9 dan tentunya akan meningkatkan produksi.
“Akhir tahun ini target produksi 22ribu BOPD. Tahun 2023 akan meningkat karena program kerja pemboran baru rumping out, akan ada peningkatan secara bertahap. November ini semua rig terutama di PHSS akan onboard. Ada 6 rig yang akan jalan, plus 1 eksplorasi ditambah 5 rig beroperasi di Pertamina EP Sanga Sanga dan Sangata,” ujar Andre.

Lebih lanjut Andre mengatakan sesuai target dari Pemerintah, PHSS diminta untuk dapat memproduksi minyak sebesar 11.000 BOPD. Untuk Pertamina EP belum ada keputusan dari SKK Migas, namun ditargetkan akan sekitar 2.000 BOPD.

Andre mengungkapkan pengelolaan di area Zona 9 Regional Kalimantan termasuk challenging dengan decline rate sekitar 50 % per tahun.
“Jadi program kerja kita sekarang selain menahan decline untuk menambah produksi, secara overall akan maintance produksinya. Tambahan workover maupun pemboran bisa menghasilkan hasil yang lebih baik. Kalau program kerja cukup agresif maka opportuniti-nya akan ada. At least maintance di level yang sama atau justru malah meningkat,” ujar Andre.(RA)