JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengklaim sudah all out dalam menjaga level produksi minyak dan gas bumi agar tidak anjlok dan terus berupaya meningkatkannya. Hal itu tercermin dari dana yang digelontorkan perusahaan migas plat merah itu selama hampir 10 tahun terakhir.

Chalid Said Salim, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, menyatakan dalam kurun waktu hampir satu dekade lebih dari puluhan miliar dollar telah digelontorkan Pertamina untuk memastikan produksi migas tetap berjalan.

“Investasi di hulu juga dari 2014 sampai 2023 mulai dari 2018-2019 itu bergabung ada beberapa eks terminasi tren investasi itu sangat terlihat bahwa kegiatan dari kita ini cukup masif total yang sudah dikelarukan ini sudah US$30 miliar,” kata Chalid disela rapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (28/5).

Dengan jumlah yang tidak main-main itu Pertamina tercatat telah melakukan lebih dari 3 ribu pemboran. “Total sumur yang sudah award dibor baik itu eksplorasi dan eksploitasi itu sebanyak 3.329 sumur,” ujarnya.

Menurut dia ada beberapa aset yang dinilai monumental untuk dikembangkan baik sekarang dan ke depannya. Sebut saja blok Rokan. Lalunada blok Masela serta East Natuna. Kemudian ada blok Bunga serta Peri Mahakam.  “Tambahan PI dari West Qurna dan extension dari MLN Algeria,” ungkap Chalid.

Pertamina juga mencatatkan peningkatan cadangan migas setiap tahun. Dengan level produksi yang tinggi setiap tahun, Reserve to Production (RtoP) mampu dijaga selama 7 tahun. “Status reserves per tahun ke dpean dibagi rata-rata produksi itu mendapat R to P sampai 2023 itu realisasi R to P kita itu masih di 7,4 tahun, parameter berikutnya triple RRR jadi ini sejumlah produksi yang kita ambil dan digantikan ini harus lebih dari 100 persen targetnya di 2023 itu 147%, apa yang kita ambil digantinya jauh lebih banyak,” jelas Chalid. (RI)