PROBOLINGGO – PT Paiton Energy, produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) yang yang memiliki dan mengoperasikan Paiton Unit 3, Unit 7, dan Unit 8 dengan total 2.045 Megawatt siap menambah kapasitas dengan membangun pembangkit gas. Paiton, bahkan telah mengajukan rencana pembangunan pembangkit ke pemerintah.
Fazil Erwin Alfitri, Presiden Direktur Paiton Energy, mengatakan Paiton mendukung penuh komitmeen pemerintah merealisasikan Net Zero Emmision (NZE) pada 2060. Paiton juga sudah memberikan sinyal kepada pemerintah dan PT PLN (Persero) kesiapan jika diperlukan menambah kapasitas yang bentuknya lebih bersih dibanding pembangkit batu bara.
“Kami lagi menungggu. Jadi kalau pemerintah bilang, Paiton tambah kapasitas lagi, kami akan menambah tapi bukan batu bara, tapi gas,” ujar Fazil di Kompleks PLTU Paiton Unit 7-8, Probolinggo, Jumat (7/11).
Paiton Energy merupakan produsen litrik swasta yang sahamnya dikuasai MedcoEnergi, Ratch Group Public Company Limited asal Thailand dan Nebras Energy.
Fazil mengungkapkan dengan pertumbuhan permintaan listrik lima persen per tahun, dibutuhkan tambahan kapasitas sekitar 1.500 – 3.000 MW. Pasca terbitnya, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 belum ada tambahan dari pembangkit yang baru.
“Krisis listrik is coming menurut saya, mungkin tahun depan. Karena tidak ada pembangkit yang siap meng-cover pertumbuhan listrik tersebut,” kata Fazil.
Fazil mengungkapkan pasca Covid-19, kebutuhan listrik makin melonjak seiring kebangkitan sektor industri. Akibatnya, Pulau Jawa yang sebelumnya dianggap kelebihan pasokan listrik karena ditopang kompleks PLTU skala besar, seperti Komplek Pembangkit Listrik Paiton di Probolinggo, Jawa Timur, sudah memasuki lampu kuning.
Selain Paiton Energy, Kompleks PLTU Paiton juga terdampak PLTU yang dimiliki dan dioperasikan PT PLN (Persero) melalui PLN Nusantara Power, serta PLTU milik Jawa Power. Total kapasitas listrik di Paiton mencapai 4.600 MW.
Paiton Energy saat ini mengoperasikan Paiton Unit 3, Unit 7, dan Unit 8 dengan total kapasitas 2.045 MW atau sekitar 6% dari total konsumsi listrik Jawa. Total kapasitas tersebut berperan penting mendukung ketahanan energi Indonesia terutama untuk Sistem Jawa, Madura, dan Bali (Jamali)
Selain merencanakan transisi ke pembangkit listrik tenaga gas alam sebagai energi alternatif yang lebih “bersih” karena menghasilkan lebih sedikit emisi dibandingkan batu bara atau BBM, Paiton juga mengoptimalkan operasi pembangkit dan meningkatkan efisiensi peralatan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan emisi karbon.
Sugiyanto, Presiden Direktur PT Paiton Operation and Mainternance Indonesia (POMI), perusahaan yang mengoperasikan PLTU Paiton Unit 3, 7 dan 8, menambahkan PLTU Paiton Unit 7-8 merupakan pembangkit yang telah beroperasi sejak 1999 atau telah lebih dari 25 tahun menopang kebutuhan listrik di Jawa Bali. Sementara itu, PLTU Paiton Unit 3 masuk ke dalam jaringan listrik Jawa Bali pada 2012.
Kontrak Perjanjian Jual Beli (Purchase Power Agreement/PPA) PLTU Paiton Unit 7 dan 8 ditandatangani pada 1995. Untuk PLTU Paiton Unit 3, PPA ditandatangani pada 2008.
“Seluruh listrik yang dihasilkan yang disediakan Paiton dibeli oleh PLN berdasarkan Perjanjian Jual Beli Listrik atau PPA jangka panjang hingga 2042. Jadi masih akan dioperasikan 17 tahun lagi,” kata Sugiyanto.(AT)




Komentar Terbaru