JAKARTA – Eni akan memasok green diesel ke PT Pertamina (Persero) sambil menunggu penyelesaian pengembangan green refinery yang saat ini dilakukan di Kilang Plaju.

Syahrial Mukhtar, Sekretaris Perusahaan Pertamina, mengatakan impor green diesel hanya dilakukan sementara. Pengembangan di Kilang Plaju membutuhkan waktu sekitar dua tahun. Karena itu, tidak hanya menunggu pengembangan, Pertamina juga ikut mengirimkan para ahli untuk ikut melakukan pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi green diesel.

“Kami siapkan tim untuk bisa menguasai teknologinya. Jadi waktu nanti dioperasikan, kami betul-betul  bisa mengoperasikan secara langsung,” kata Syahrial ditemui di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Rabu (6/2).

Pertamina sebelumnya telah menandatangani Head of Joint Venture Agreement untuk pengembangan green refinery di Indonesia serta Term Sheet CPO processing di Italia.

CPO Processing Agreement  mengawali upaya Pertamina untuk melakukan pemrosesan CPO di kilang Eni di Italia yang sudah berpengalaman sejak 2014 untuk menghasilkan HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) yang bisa digunakan sebagai campuran bahan bakar mesin diesel.

Pertamina terus melakukan kerja sama dengan perusahaan migas dunia yang sudah berpengalaman dalam pengembangan green energy untuk memproses CPO 100% menjadi green diesel maupun green avtur. Eni memiliki keahlian di bidang teknologi Biorefineries di Italia dan bersama UOP memili linsensi teknologi Ecofining

Menurut Syahrial, Pertamina tetap membutuhkan pasokan green diesel dari Eni yang diolah di Italia. Hal itu juga ditujukan untuk mulai memperkenalkan varian bahan bakar baru dengan kualitas jauh lebih baik. Namun Pertamina belum bisa memastikan jadwal pengiriman CPO ke Italia untuk diproses menjadi green diesel.

“Ini kami manfaatkan juga kapasitas ENI yang ada di Italia untuk mengolah CPO dari sini. Nanti begitu jadi green dieselnya dibawa ke sini, langsung bisa digunakan dan  dipasarkan untuk kebutuhan dalam negeri,” tandas Syahrial.(RI)