JAKARTA – PT Trimegah Bangun Persada (TBP) holding Harita Nickel berencana mengembangkan pabrik PT Halmahera Persada Lygend (HPAL) kedua, di kawasan industri Pulau Obi, Maluku Utara. TBP memiliki saham 45,1 % di Halmahera Persada Lygend yang merupakan industri pionir memproduksi produk antara Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan produk akhir nikel sulfat dan kobalt sulfat.

Nikel sulfat (NiSO4) bermanfaat sebagai bahan prekursor katoda baterai litium atau baterai kendaraan listrik, sedangkan kobalt sulfat (CoSO4) sebagai material katoda baterai lithium.

“Pabrik pertama dan kedua semuanya berada di satu lokasi, di Pulau Obi.
Pabrik MHP ini patungan dengan Cina, sebagian pendanaan dari Cina. Karena pabrik kedua sudah jalan, makanya kami perlu dana IPO selesaikan pembangunannya. Semoga Kuartal kedua tahun depan pabrik HPAL kedua kami sudah jalan dengan kapasitas 60 ribu ton, sehingga total tahun depan kapasitas pabrik 120 ribu ton,” kata Roy A Arfandy, Direktur Utama Trimegah Bangun Persada, dalam workshop Peningkatan Kapasitas Media Sektor Minerba bertema “Creating Good News for a Better Minerals Sector” di Jakarta, Rabu(8/3/2023).

Roy mengungkapkan bahwa terkait pendanaan untuk pengembangan pabrik kedua MHP, Perusahaan akan melakukan Initial Public Offering (IPO) di bulan April 2023.

“Saya belum bisa jelaskan detail soal IPO karena sedang proses dapatkan approval. Rencananya April kalau semua lancar,” ungkapnya.

Kawasan Industri Obi menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Pelaksana PSN Kawasan Industri adalah PT Trimegah Bangun Persada bersama tenan/perusahaan afiliasi yang telah beroperasi, yakni PT Gane Permai Sentosa, PT Halmahera Jaya Feronikel dan PT Megah Surya Pertiwi, termasuk perusahaan partner kami yang lain PT Halmahera Persada Lygend.

Komitmen perusahaan adalah melaksanakan mandat pemerintah tersebut melalui optimalisasi nilai tambah sumber daya nikel dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat di sekitar wilayah operasional, pemegang saham, dan ribuan karyawan yang sebagian besar berasal dari wilayah setempat.

TBP menjadi induk dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kemampuan teknologi dalam meningkatkan nilai tambah nikel.

Saat ini Harita juga sedang mengembangkan fasilitas produksi lanjutan untuk menghasilkan nikel sulfat dan kobalt sulfat, yang merupakan material utama baterai kendaraan listrik.(RA)