KARAWANG – Perbedaan mencolok tampak di samping kanan Kantor Lurah Plawad, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sejak 2020, lahan seluas 300 meter persegi yang berada di pinggir jalan raya itu kini tampak asri dan hijau. Padahal sebelumnya, lahan itu dijadikan tempat sampah.

Ini adalah lanjutan dari inisasi PT Pertamina EP Tambun Field, bagian dari Regional 2 Jawa-PT Pertamina EP, Subholding Upstream Pertamina, yang menginisiasi program Jejak Setapak (Jerih Kerja Karawang, Semangat Petani Sehat Ketahanan Pangan Meningkat) untuk memberdayakan petani-petani di Karawang yang tergabung dalam Paguyuban Saripati Tani Karawang mengembangkan pertanian organik.

Sejak Juli 2020, program Jejak Setapak melangkah lebih jauh dengan mengajak pemuda Plawad agar tertarik pada dunia pertanian. Program ini diharapkan menjadi wadah regenerasi petani di daerah Karawang yang telah dikenal sebagai daerah lumbung padi, namun kini mulai berubah wajah menjadi kawasan industri. “Tujuannya adalah meregenerasi petani,” tegas Hendra Wijaya, Ketua Program Jejak Setapak kala ditemui di Kantor Lurah Plawad, Minggu (28/11/2021).

Menurut Hendra, langkah awal Jejak Setapak meregenerasi petani muda dimulai dengan memperkenalkan sistem akuaponik untuk bercocok tanam sayuran dan memelihara ikan. Di atas kolam ikan diletakkan pipa-pipa untuk tumbuhnya tanaman sayuran kangkung. Sistem akuaponik akan memompa dan memutar air kolam naik ke atas melalui pipa-pipa tempat tanaman tumbuh. “Ttanaman di atas kolam mendapatkan nutrisi dari kotoran ikan, dan ikan mendapatkan nutrisi dari akar tanaman,” jelas Hendra.

Pada awalnya yang ditanam di atas kolam adalah padi, namun kini diganti menjadi tanaman kangkung. Sayuran kangkung dan juga sayuran lainnya yang tumbuh di sekitar kebun bisa dikonsumsi oleh warga sekitar sebagai bentuk ketahanan pangan warga. Seperti saat lingkungan kantor Lurah Plawad dijadikan tempat isolasi mandiri Covid-19, warga yang melakukan isolasi mandiri di sana bisa mendapat tambahan aneka sayuran untuk makan sehari-hari.

Sedangkan untuk ikan yang dipelihara adalah ikan mas, mujair, dan nila merah. Ikan-ikan tersebut kini tidak lagi tergantung pada pemberian pakan pelet tapi cukup mendapat nutrisi dari tanaman yang tumbuh di atas kolam. “Bahkan sekarang, ikan-ikan di sini itu makan kangkung juga mau, jadi tak perlu pakai pelet,” katanya.

Program Jejak Setapak kini fokus memasok ikan ke rumah makan dan tempat pemancingan ikan. Hendra menjelaskan, saat ini dari lima kolam yang ada tidak lagi fokus pada pembesaran ikan yang butuh waktu cukup lama, sekitar 4-5 bulan. Hal ini disebabkan permintaan ikan yang semakin tinggi dari rumah makan dan tempat pemancingan ikan di seputar Karawang. “Akhirnya nilai ekonominya muncul, jadi kita datang nih ke Cirata, Jatiluhur, dan Subang, cari tempat pembesaran ikan. Jadi posisinya kita hari ini tidak fokus pada pembesaran tetapi fokus beli (untuk dijual kembali),” ujarnya.

Untuk kebutuhan Rumah Makan Saung Abah, salah satu restoran terkemuka di Plawad, mencapai 200 kilogram ikan nila merah dalam sebulan. Sementara ikan mas sudah bekerjasama dengan lebih dari enam tempat pemancingan ikan di sekitar Karawang. Kebutuhan ikan mas dari tempat-tempat pemancingan tersebut sekitar 1,44 ton dalam sebulan. “Omzet per bulan kalau ditotal bisa di atas Rp40 juta dengan keuntungan di atas Rp5 juta,” tuturnya.

Kegiatan usaha untuk memasok ikan tersebut rupanyamembawa angin segar bagi sekitar enam pemuda Plawad yang sempat terdampak akibat pandemi Covid-19. Ada yang kegiatan usaha kantinnya terhenti karena sekolah tutup, sampai seperti Hendra yang sempat berhenti aktivitas mengajarnya di salah satu kampus. “Kalau saya terasa banget, tadinya saya ngajar dan alhamdulillah baru pertengahan tahun ini saya ngajar lagi,” ucap Hendra.

Adanya program Jejak Setapak dari Subholding Upstream Pertamina, membuat para pemuda Plawad masih bisa memeroleh penghasilan sampingan ketika penghasilan utama berkurang pemasukannya.

Hendra berharap ke depan program Jejak Setapak dapat semakin meningkatkan minat tani dari pemuda Plawad. Dia juga menginginkan kegiatan usaha ikan yang dijalankan dapat semakin berkembang dan memiliki nilai ekonomis yang kian besar bagi para anggota. (DR)