JAKARTA – Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memiliki lima langkah strategis pada tahun ini. Berbagai upaya dan ekspansi dilakukan PLN EPI untuk bisa menjamin terjaga rantai pasok energi primer dan menjadikan PLN EPI sebagai perusahaan yang ternama.

Mamit Setiawan, Sekretaris Perusahaan PLN EPI, menjelaskan pada tahun ini PLN EPI menargetkan bisa memperkuat lini bisnis rantai pasok energi primer yang ada saat ini, peningkatan pendapatan beyond kWh seperti sektor logistik energi juga akan menjadi fokus perusahaan pada tahun ini.

“Kami pada tahun ini akan meningkatkan optimalisasi perkembangan portofolio baru. Kita juga akan mulai masuk pada bisnis green baik melalui co-invesment untuk meningkatkan additional demand,” kata Mamit, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/2).

Berbagai kerjasama dan kolaborasi sudah lebih dulu dilakukan perusahaan pada tahun 2023 hingga awal tahun ini. Seperti bekerjasama dengan Jepang, perusahaan asal UEA untuk pengembangan rantai pasok energi primer.

Kedua, penguatan suplai energi primer ke seluruh pembangkit. Saat ini PLN EPI memiliki mandat untuk menjaga seluruh pasokan baik itu batu bara, gas, BBM hingga biomassa ke pembangkit di level keamanan Hari Operasi Pembangkit (HOP).

HOP batu bara 24-33,1 hari bahkan sepanjang 2023 atau tidak pernah di bawah 20 hari untuk bati bara. Paling rndah di 22 di November. Desember naik lagi dalam rangka natal dan tahun baru.

“Tak ada pembangkit yang di bawah 20 HOP saat ini. Berbagai penguatan seperti jaminan pasokan, keamanan alokasi energi primer kami perkuat hingga seluruh pembangkit terjamin pasokan energinya,” ujar Mamit.

Ketiga, tahun ini PLN EPI juga akan menekankan efisiensi biaya energi primer dengan perencanaan kebutuhan dan kepastian rantai pasok dengan biaya yang paling optimal.

Keempat, PLN EPI juga mengembangan usaha dengan menerapkan prinsip ESG. Hal ini juga sejalan dalam mendukung transisi energi di Indonesia.

“Seperti pelibatan masyarakat di Gunung Kidul Yogyakarta dalam membuat eco-village atau desa berdaya energi untuk hutan energi juga menjadi salah satu implementasi prinsip ESG,” kata Mamit.

Kelima, penguatan tata kelola human capital. Hal ini untuk meningkatkan maturitas organisasi perusahaan yang didukung oleh proses bisnis yang ekselen dan sesuai dengan GCG. (RI)