JAKARTA – PT Pamapersada Nusantara, perusahaan kontraktor jasa tambang, membukukan pendapatan Rp8,2 triliun pada kuartal I 2020, turun 14% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan pendapatan disebabkan menurunnya kinerja operasional. Volume produksi batu bara milik klien turun dari 30,6 juta ton menjadi 27,9 juta ton dan volume pekerjaan pemindahan tanah atau overburden removal turun dari 234,3 juta bcm menjadi 211 juta bcm.

Pamapersada merupakan perusahaan penyedia layanan untuk seluruh aspek produksi pertambangan. Pada kegiatan usaha kontraktor pertambangan, Pamapersada didukung beberapa anak usaha, yakni PT Kalimantan Prima Persada dan PT Pama Indo Mining.

Saat ini Pamapersada melayani produsen batu bara nasional, seperti PT Adaro Indonesia, PT Bukit Asam Tbk, PT Indominco Mandiri, PT Kideco Jaya Agung, PT Kaltim Prima Coal, PT Jembatan Muarabara, PT Trubaindo Coal Mining dan PT Berau Coal.

Pamapersada adalah kontributor terbesar pendapatan bagi induk usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR). Berdasarkan laporan perkembangan usaha United Tractors yang dirilis baru-baru ini, pada kuartal I 2020 Pamapersada berkontribusi 45% dari total pendapatan United Tractors yang mencapai Rp18,3 triliun. Selain Pamapersada, United Tractors juga memiliki anak usaha yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, PT Tuah Turangga Agung dan pertambangan emas, PT Agincourt Resources.

Tuah Turangga Agung pada tiga bulan pertama 2020 membukukan pendapatan Rp3,4 triliun dan berkontribusi 18% dari total pendapatan United Tractors. Pendapatan Tuah Turangga tercatat turun 7% dibanding kuartal I 2019 akibat penurunan rata-rata harga jual batu bara, meski dari sisi penjualan batu bara naik 25% menjadi 3,2 juta ton.

United Tractors juga mendapat tambahan pendapatan Rp2 triliun dari Agincourt yang mengelola Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Produksi emas dari Martabe pada tiga bulan pertama 2020 mencapai 95 ribu ounce.(AT)