JAKARTA – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bakal melakukan injeksi chemical sebagai bagian dari program Enhanced Oil Recovery (EOR) di lapangan Minas Blok Rokan pada hari ini (23/12). Proyek chemical EOR ini diklaim sebagai injeksi bahan kimia pertama dalam skala keekonomian untuk EOR di Indonesia.

Tantangan proyek EOR kali ini terbilang cukup besar karena ternyata sudah bertahun – tahun Chevron Pacific Indonesia mengkaji pelaksanaan EOR ini namun urung terlaksana. Kesesuaian cairan kimia dengan reservoir jadi salah saru syarat utama kesuksesan EOR. Setelah beberapa tahun negosiasi dengan Chevron Oronite sebagai pemilik hak paten formula kimia, pada akhirnya Pertamina memutuskan kembangkan formula sendiri.

Hadi Ismoyo, Praktisi Migas yang juga mantan Sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) menilai tantangan EOR sangat besar terutama untuk mencari Chemical EOR yang tepat bagi karakterisasi reservoir.

“Sehingga perlu riset dan pilot yg prodent untuk mencari formula yg tepat dan efesien,” kata Hadi kepada Dunia Energi, Selasa (23/12).

Selain itu, harga bahan bahan Chemical EOR dipastikan tidak akan murah. Inilah yang paling membuat tantangan keekonomian proyek EOR semakin besar. “chemical EOR cukup mahal sehingga Keekonomian project menjadi challanging,” ujar Hadi.

Jika memang bahan kimia sudah sesuai dengan bisa optimal maka bukan tidak mungkin bisa meningkatkan Recovery Factor (RF) Minyak.

“EOR merupakan Technology yg sudah proven meningkatkan produksi dan sekaligus juga meningkatkan RF Minyak dari Primary Revovery sekitar rata rata 30% , menjadi rata rata 50%. Sehingga ada tambahan sekitar 20%. Dalam beberapa kasus khusus bahkan sampai pada posisi RF 60%,” jelas Hadi.

EOR di Rokan sendiri sifatnya juga bukan untuk meningkatkan produksi tapi hanya untuk mempertahankan produksi. Hingga akhir tahun rata-rata produksi minyak ditargetkan stabil di posisi 150 ribuan barel per hari (bph).

Proyek Chemical EOR ini diproyeksi bisa menambah produksi minyak Rokan sebesar 2.800 barel per hari.

Kaisar Agus Dely Putra, Senior Engineer Petroleum Pertamina Hulu Rokan saat ditemui Dunia Energi pada Oktober lalu menjelaskan injeksi chemical EOR akhir tahun nanti merupakan pattern pertama dari total tiga pattern yang disiapkan. Saat ini tahap persiapan akhir masih dilakukan dengan membangun beberapa fasilitas penunjang. Fasilitas yang kali ini dalam tahap penyelesaian adalah Water Treaty Plant (WTP) yang akan digunakan untuk membersihkan air untuk selanjutnya dicampur dengan formula kimia.

“2.800 barel per hari ada tambahan produksi. Kalau lanjut ada 200an pattern lagi,” ungkap Kaisar saat ditemui di Lapangan Minas (16/10).

Menurut Kaisar, proyek chemical EOR di Lapangan Minas bisa memulihkan cadangan yang siap diproduksikan mencapai 2 juta barel. “Proyeksi tambahan 12%-16% itu sekitar 2 juta barel bisa diproyeksikan bisa diproduksikan,” jelas Kaisar. (RI)