PEKANBARU – Chalid Said Salim resmi menjabat sebagai Direktur Utama PHR menggantikan Jaffee Arizon Suardin yang kini menjabat Direktur Utama PT Pertamina International Eksplorasi dan Produksi (PIEP).

Pelantikan Chalid Said Salim sebagai Direktur Utama PHR dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro di Jakarta, Senin (22/5). Pergantian ini merupakan hal yang lumrah terjadi sebagai bagian dari dinamika organisasi yang selalu berusaha untuk tumbuh dan berkembang.

Awang Lazuardi, Direktur Pengembangan PHE, mengungkapkan beberapa milestone penting berhasil dicapai Jaffee A Suardin selama memimpin WK Rokan. Selain meningkatkan produksi pasca alih Kelola, beberapa pengeboran sumur di Zona IV juga menunjukkan hasil positif dan eksploitasi di Zona I. Ia berharap keberhasilan itu terus ditingkatkan mengingat pengalaman yang sangat mumpuni dimiliki Chalid Said Salim.

“Ini adalah salah satu legasi yang ditinggalkan oleh Pak Buyung (sapaan akrab Jaffee), yang tentunya dasar-dasar yang sudah ditanamkan akan dilanjutkan oleh pemimpin selanjutnya, dengan segudang pengalamannya, tentunya Pak Chalid akan memberikan warna tersendiri di WK Rokan,” jelas Awang dalam acara pisah sambut Direktur Utama PHR (23/5).

Chalid memang dikenal bertangan dingin untuk urusan peningkatan kinerja produksi migas. Semasa memimpin PHI hal itu bisa terlihat. Sampai Triwulan pertama ini, PHI saat masih dinahkodai Chalid berhasil mencapai produksi minyak sebesar 60,2 ribu Barel Perh Hari (BPH) dan gas sebesar 764,7 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Pencapaian ini berhasil menunjukan peningkatan produksi sebesar 4% untuk produksi minyak dan 14% untuk produksi gas berbanding tahun 2022. Peningkatan produksi gas yang signifikan berperan penting untuk menjaga pasokan gas di Kalimantan Timur kepada PLN, Jargas, petrokimia, pupuk dan LNG.

Chalid turut mengapresiasi capaian WK Rokan di bawah kepemimpinan Jaffee. Dia mengaku akan melanjutkan program yang sudah dicanangkan sebelumnya.

“ Insyaallah saya bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan dan keberhasilan yang sudah diraih,” ujarnya.

Meski sudah malang melintang di industri hulu migas, Chalid mengaku terus belajar dan berdiskusi dengan pekerja untuk kemajuan WK Rokan. “Prinsipnya saya ingin banyak belajar kepada bapak ibu (pekerja) yang sudah ahli di bidangnya masing-masing, baik di zona I zona IV khususnya WK Rokan mudah-mudahan ada hal yang bisa kita tuangkan dalam program agar lebih baik lagi ke depannya,” kata Chalid.

Sementara itu, Jaffee menegaskan bahwa kinerja produksi yang positif selama ini di blok Rokan serta regional sumatera tidak lepas dari kinerja para pekerja di lapangan.

“Terima kasih banyak kepada manajemen dan para perwira WK Rokan Regional I Sumatera yang sangat luar biasa, telah menghasilkan karya yang luar biasa serta banyak berdampak bagi masyarakat, perusahaan dan tentunya kepada para karyawan,” katanya.

Jaffee memberi apresiasi pekerja yang terus bergerak aktif mendorong kemajuan WK Rokan sebagai salah satu tulang punggung ketahanan energi nasional.

“Ini performance (kinerja) yang sangat luar biasa, di mana pada 2022 kita ada 120 juta jam kerja di Regional I Sumatera, serta meraih profit 1,752 miliar dollar. Ini sangat luar biasa sumbangsih dan pengorbanan dan kerja keras dari teman-teman (pekerja) semua,” jelas Jaffee.

Reinhard Parapat, Komisaris Independen PHR menyatakan capaian PHR pasca alih Kelola di WK Rokan. Setidaknya, sebanyak 660 sumur baru telah dikelola menghasilkan energi untuk negeri. Tercatat pula laba pada tahun 2022 mencapai sekitar 1, 752 miliar dollar atau Rp 25 triliun. Perolehan laba tersebut 254,3 persen lebih tinggi dari target laba dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2022 sebesar USD 689 juta.

“Pencapaian-pencapaian ini tidaklah mudah, ini dilakukan dengan keseriusan, bekerja dengan hati dan pengalaman,” katanya.

Rudi Ariffianto, Corporate Secretary PHR, pergantian jabatan Direktur Utama PHR tersebut merupakan komitmen perusahaan dalam menjaga praktik bisnis sesuai dalam jalur tren investasi berkelanjutan (environmental, social and governance/ESG).

Diharapkan, PHR bisa terus bergerak maju dan menjadi perusahaan terdepan dalam menopang energi nasional serta menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia, dan utamanya Provinsi Riau.

“Pergantian di lingkungan bisnis upstream ini merupakan hal yang lumrah dilakukan dalam upaya menjadikan perusahaan yang selalu tumbuh dan berkembang untuk mencapai cita-cita perusahaan yang tentu berdampak pada negara dan masyarakat,” kata Rudi. (RI)