BANDUNG – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk segera menjalankan program B40 pada awal tahun 2023. Jika benar sudah ditetapkan maka akan ada penambahan biodiesel yang harus disiapkan.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, menyatakan salah satu yang harus diperhatikan dalam penerapan B40 selain teknis pada mesin kendaraan yang harus dipastikan keandalannya juga ketersediaan pasokan biodiesel. Dia menjelaskan kapasitas produksi biodiesel jika program ditingkatkan menjadi B40 masih cukup untuk memenuhi kebutuhan.

“Ya akan ada tambahan pasokan. Kira-kira sekitar 3-4 juta Kiloliter (KL) tambahannya. Itu kita bisa,” kata Arifin ditemui usai melakukan peninjauan uji jalan B40 di Lembang, Selasa (1/11).

Menurut Arifin, pasokan biodiesel tidak perlu dikhawatirkan karena saat ini bahan baku berupa kelapa sawit masih sangat berlimpah bahkan jika memang program tersebut ditingkatkan lebih dari B40.

Peningkatan penggunaan biodiesel memang sangat dimungkinkan, termasuk jika harus menggunakan B100 yang bakal diproduksi di dalam negeri sehingga Indonesia bisa tidak lagi bergantung terhadap impor BBM solar.

“Syukur-syukur kita bisa produksi B100. Kalau B100 sudah bagus tinggal sawit cukup atau nggak. Tapi sekarang sudah dikembangkan peremajaan perkebunan sawit rakyat jadi ekosistem di dunia sawit sudah jalan karena memabntu atasi ketergantungan energi,” ungkap Arifin.

Sementara itu Dadan Kusdiana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, menjelaskan saat ini kapasitas produksi serta blending biodiesel mencapai 16,3 juta KL. Sementara jika ditingkatkan program dari B30 menjadi B40 maka diperkirakan akan membutuhkan sekitar 15 juta KL. “Jadi masih ada (slot),” ungkap Dadan.

Namun demikian dia mengakui fasilitas pabrik tidak akan bisa beroperasi secara maksimal 100%. Saat ini sudah direncanakan segera rampung pabrik biodiesel yang baru dengan kapasitas mencapai 1,5 juta KL sehingga bisa menutup selisih produksi apabila nanti program B40 mulai dijalankan.

Untuk tahun ini sendiri alokasi biodiesel yang disiapkan adalah sekitar 11,01 juta KL. Jika memang ada tambahan maksimal sebesar 4 juta KL seperti yang diperkirakan menteri ESDM maka total kebutuhan biodiesel yang harus disiapkan mencapai 15 juta KL.

“Biasanya pabrik itu berjalan diangka 80-85%. Tapi nggak perlu khawatir. Kita akan masuk pabrik baru di awal tahun depan. Pabrik biodiesel. (Kapasitas) hampir 1,5 juta ada dua perusahaan yang baru. Kalau sekarang belum, tapi kalau perlu B40 ya kita akan kondisikan supaya mereka bisa segera siap,” jelas Dadan. (RI)