Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas (Foto/Dunia-Energi/Tatan Agus RST)

JAKARTA – Sumber daya gas di Indonesia saat ini lebih besar dibandingkan minyak. Penemuan cadangan pun juga lebih banyak didominasi gas. Namun demikian produksi gas sulit ditingkatkan lantaran jika ingin memproduksi gas harus ada kepastian dari konsumen gas.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). mengatakan harus ada terobosan dalam rangka memonetisasi sumber daya gas di Indonesia. Misalnya, setiap ada penemuan sumber daya gas harus bisa dilihat dan diintegrasikan dengan petrokimia yang bisa menyerap banyak gas.

Kemudian masalah yang tidak kalah penting adalah ketersediaan infrastruktur. Seringkali pembeli sudah ada, namun infrastrukturnya tidak mumpuni. Alhasil gas kembali gagal dimonetisasi.

Menurut Dwi dengan terbentuknya holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) migas harusnya bisa mengatasi masalah itu. SKK Migas akan meminta PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebagai sub-holding gas untuk membuka diri sehingga fasilitas yang dimilikinya bisa dimanfaatkan.

“Infrastruktur suka menjadi kendala. Kami akan bicara banyak ke PGN agar pipa bisa open access, sehingga fasilitas bisa dipakai siapa saja,” kata Dwi disela pelaksanaan dalam Seminar Energi Neraca Energi Indonesia, Suatu Tinjauan Kritis Sektor Migas” yang digelar Ikatan Alumni Teknik Geologi ITB di Jakarta, Selasa (19/2).

Dalam data PGN, jaringan pipa yang saat ini dimiliki sub-holding gas panjangnya mencapai 9.677 km. Lalu sub-holding gas juga sudah menguasai tiga regasifikasi terminal dengan total pengelolaan gas sebesar 3 bcfd untuk aktivitas pengangkutan dan niaga.

Sub-holding gas terus melaksanakan pengembangan infrastruktur yang ditargetkan sampai dengan akhir 2019 total pengelolaan infrastruktur sepanjang 10.547 km.

Dengan kemampuan panjang pipa itu PGN Group mematok target mampu menggarap lini niaga gas bumi hingga 935BBTUD. Dari segmen usaha transmisi gas, menargetkan sebesar 2.156 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Jika infrastruktur, terutama pipa yang dimiliki PGN masih belum mencukupi maka SKK Migas juga mendorong pemerintah agar gencar membuka lelang pembangunan ruas pipa. “Kalau kapasitas infrasruktur kurang, kita usulkan dilakukan tender,” ujar Dwi.

Proyek gas memang akan dominan menghiasi proyek migas tanah air dalam beberapa tahun ke depan. Untuk tahun ini saja misalnya ada 13 proyek yang ditargetkan on stream dan semuanya merupakan proyek yang akan menghasilkan produksi gas.(RI)