JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor tambang Mineral Industry Indonesia (MIND ID) akhirnya akan secara resmi mengakuisisi 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang merupakan perusahaan nikel terbesar di tanah air.

Berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi, penandatanganan kesepakatan divestasi saham Vale bakal dilakukan Senin (26/2).

Sinyal  bakal ditandatanganinya kesepakatan divestasi ini sebenarnya sudah dibisikkan oleh Dadan Kusdiana, Sekretaris Jendral Kementerian ESDM pada akhir pekan lalu.

Bayu Aji, Head of Communication Vale Indonesia juga mengakui saat dikonfirmasi bahwa penandatanganan akam dilakukan hari ini. “Sore ini ya (26/2),” kata dia, kepada Dunia Energi.

Kepemilikan saham MIND ID di PT Vale di Indonesia Tbk (INCO) saat ini baru sebesar 20%, dan sekitar 21,18% tersebar di pasar saham Indonesia. Sehingga jika penambahan saham sebesar 14%, maka MIND ID akan memiliki 34% saham Vale.

Sementara itu, pemegang mayoritas saham Vale sendiri saat ini dipegang oleh Vale Canada Limited (VCL) dengan komposisi 43,79% saham, kemudian Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) sebesar 15,03%.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, pernah menyatakan bahwa penambahan 14% saham untuk MIND berasal dari Vale Canada Limited dan Sumitomo. Namun hingga kini hal itu juga belum dapat dipastikan. Selain itu, ada misteri lain dari kesepakatan divestasi kali ini, yakni terkait harga dan biaya yang harus dikeluarkan oleh MIND ID.

Arifin sebelumnya membeberkan nilai akuisisi saham disepakati di bawah harga saham Vale saat ini atau sekitar Rp3.000 per lembar saham. “Di bawah itu (harga saham Vale), intinya Rp 3.000-an lebih sedikit,” ujar Arifin, di Kantor Ditjen Migas Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Arifin, harga tersebut sudah mencakup diskon dari harga pasar. Dia menyebut bahwa finalisasi divestasi saham Vale akan segera diumumkan dalam waktu beberapa hari ke depan.(RI)