JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan empat fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter akan selesai dan siap beroperasi pada tahun ini. Keempat smelter tersebut terdiri smelter nikel, timbal dan mangan yang akan diolah menjadi feronikel dan nikel pig iron (NPI).

“Pada 2020 diharapkan ada empat smelter, nikelnya ada dua,” kata Yunus Saefulhak, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Ditjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM di Kantor Ditjen Minerba Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (23/1).

Menurut Yunus, satu smelter yag rampung merupakan target yang di carry over karena seharusnya selesai pada tahun lalu, yakni smelter feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara. Kapasitas input nikel ore dari smelter Antam mencapai 1,22 juta ton per tahun dengan kapasitas produksi feronikel  mencapai 64.655 ton per tahun.

Selain smelter Antam, smelter nikel PT Arthabumi Sentra Industri di Morowali, Sulawesi Tengah dengan kapasitas input 720 ribu ton dan kapasitas produksi NPI sebesar 72.965 ton juga ditargetkan beroperasi tahun ini.

Smelter ketiga adalah komoditas timbal yang dibangun PT Kapuas Prima Coal dengan perusahaan pembangun PT Kapuas Prima Citra di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Kapasitas input timbal 36 ribu ton dan kapasitas produksi turunan timbal bullion sebesar 22.924 ton.

Smelter berikutnya yang ditargetkan rampung adalah komoditas mangan yang dibangun oleh PT Gulf Mangan Grup di Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas input mangan sebesar 103.162 ton per tahun dan produksi ferro mangan sebesar 40.379 ton per tahun.

Yunus mengatakan sebenarnya ada satu pabrik smelter nikel lagi yang ditargetkan rampung pada tahun ini yang dibangun PT Cahaya Modern Metal Industri di Cikande, Banten. Nikel nantinya dipasok PT Elit Kharisma Utama dengan kapasitas input untuk dua line 1,2 juta ton per tahun dan kapasitas produksi NPI mencapai 97.458 ton per tahun. Karena tahun ini baru satu line yang rampung maka belum tercatat sebagai pabrik smelter rampung seutuhnya. Padahal satu line lainnya sudah siap dioperasikan. “Memang masih satu line, jadinya sekitar bulan Juni,” kata Yunus.(RI)