BALIKPAPAN – Setelah menjalani fase commissioning pada Agustus hingga Oktober 2025, fasilitas Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) prioritas I yang dibangun PT Kilang Pertamina Balikpapan siap dioperasikan pada pekan pertama November 2025. Proyek RFCC merupakan bagian dari proyek pengembangan kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) yang berfungsi meningkatkan profitabilitas kilang melalui pengolahan residu menjadi produk bernilai tinggi.
Setelah RFCC beroperasi, produksi Kilang Balikpapan akan mendapat tambahan 5 ribu barel per hari gasoline, 150 ribu ton per tahun LPG dan 100 ribu ton per tahun propylene.
“Saat ini progress pengembangan Kilang Balikpapan sudah sekitar 96%,” ujar Asep Sulaeman, Vice President Legal & Relation Kilang Pertamina Balikpapan di kawasan RDMP Kilang Balikpapan, Rabu (13/8).
Asep mengatakan kehadiran fasilitas RFCC akan membuat Kilang Balikpapan mempunyai kemampuan memproduksi LPG dibanding sebelumnya yang tidak bisa. Begitu pula dengan produksi propylene sebagai salah satu produk petrokimia.
RFCC di RDMP Balikpapan terdiri dari lima bagian utama, yaitu unit RFCC itu sendiri, RFCC-LPG, RFCC-NHT (treatment naphtha), Propylene Recovery Unit (PRU), dan Alkylation Unit. Adapun jika nanti resmi beroperasi, maka RFCC Balikpapan merupakan fasilitas pengolahan residu minyak berat menjadi produk bernilai tinggi terbesar di Indonesia.
Proses utama dimulai dengan pengolahan residu campuran pada unit RFCC dengan kapasitas sekitar 90.000 barel per hari. Dari proses ini dihasilkan beberapa produk yang langsung diolah lebih lanjut, seperti LPG, nafta, propylene, dan gasoline. Proses ini meningkatkan nilai ekonomi dari residu yang sebelumnya kurang optimal diolah, sehingga Kilang Balikpapan dapat menghasilkan produk bernilai jual tinggi sekaligus memenuhi standar kualitas bahan bakar modern.
Setelah beroperasinya RFCC prioritas I pada November 2025, selanjutnya pada 2026 RFCC prioritas II akan juga beroperasi dengan memproduksi bahan bakar minyak (BBM) berstandar Euro V.
“Mudah-mudahan dengan adanya RDMP Balikpapan, kualitas BBM kita yang awalnya standar Euro II, bisa meningkat menjadi Euro V,” ungkap Asep.
RDMP Balikpapan merupakan Proyek Strategis Nasional untuk meningkatkan produksi BBM nasional serta terintegrasi dengan proyek petrokimia lainnya, yakni New Polypropylene Balongan. RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari semula 260 ribu barel per day menjadi 360 ribu barel per day. Selain itu, RDMP akan meningkatkan komplesitas kilang, kualitas produk BBM meningkatkan setara Euro V dan meningkatnya yield valuable produk menjadi 91,8% dari sebelumnya 75,3%.(AT)





Komentar Terbaru