JAKARTA – Mineral Industry Indonesia (MIND ID), holding BUMN tambang menegaskan tidak akan lagi menerbitkan obligasi atau global bond paling tidak hingga dividen dari PT Freeport Indonesia telah disetor dengan maksimal.

Orias Petrus Moedak, Direktur Utama MIND ID, mengatakan setelah menerbitkan global bond tahun ini, kebutuhan dana holding dan anak usahanya sudah terpenuhi. Selain itu dalam waktu dekat juga tidak akan dilakukan penerbitan obligasi lagi lantaran rasio utang MIND ID sudah tinggi.

“Jadi sesudah 2021 atau 2023 baru terbitkan bond lagi. Sekarang rasio sekitar 7,5. Untuk mengurangi itu, EBITDA meningkat atau utang diturunkan. Kami targetkan 5 atau di bawah 5 (rasio),” kata Orias disela konferensi pers virtual, Jumat (15/5).

Orias mengatakan untuk tahun lalu realisasi EBITDA sebesar US$775 juta, Tahun ini EBITDA akan terpengaruh harga komoditas dan juga hasil produksi. “Tidak semua harga komoditas mengalami penurunan. Emas naik, bauksit yang turun memang,” kata dia.

Untuk kontribusi anak usaha atau anggota holding, tentu yang terbesar untuk operasional berasal aluminium atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Bukit Asam Tbk. Keduanya menjadi sumber dana pembayaran obligasi. Untuk PT Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk, holding meminta keduanya untuk fokus melakukan eksplorasi. “Antam dan Timah kami fokuskan mereka eksplorasi. Biar tambah cadangan,” ujar Orias.

Freeport Indonesia sesuai dengan kesepakatan baru akan menyetorkan dividen kepada holding pada 2021. Itu pun belum seluruhnya karena produksi belum maksimal atau masih 70%. Secara bertahap peningkatan dividen akan terjadi dalam dua tahun setelah itu atau pada 2023 ketika produksi emas dan tembaga bawah tanahnya sudah optimal.

MIND ID baru saja menerbitkan obligasi global senilai total US$2,5 miliar atau setara dengan Rp 37,5 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS) pada Selasa, 12 Mei 2020. Mengingat kondisi perekonomian dunia yang sedang dilanda krisis akibat pandemi virus Covid-19, manajemen mengklaim keberhasilan ini membuktikan kepercayaan investor internasional kepada MIND ID dan kepada perekonomian Indonesia dalam jangka menengah dan jangka panjang.

Obligasi global tersebut terdiri dari tiga masa jatuh tempo sebagai berikut:
– Senilai US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 4,750% dan tenor hingga 2025;
– Senilai US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,450% dan tenor hingga 2030; dan
– Senilai US$500 juta dengan tingkat kupon sebesar 5,800% dan tenor hingga 2050.

Pendanaan yang diterima MIND ID dari obligasi tersebut akan digunakan antara lain untuk:
– Pembelian kembali sebagian dari total obligasi senilai US$4 miliar yang pernah diterbitkan Perusahaan pada tahun 2018 (senilai US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,230% dan tenor hingga 2021 dan senilai US$1,25 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,710% dan tenor hingga
2023);
– Akuisisi strategis perusahaan-perusahaan yang dapat mendukung mandat MIND ID;
– Membantu pelunasan pembiayaan-pembiayaan yang ada di grup MIND ID

Orias mengatakan bahwa keberhasilan penerbitan obligasi terbesar di antara perusahaan pertambangan di Asia ini menunjukkan kepercayaan investor global
terhadap prospek jangka panjang MIND ID, yang memiliki fundamental kuat dalam menghadapi situasi ekonomi global yang sulit akibat dampak pandemi COVID-19.

“Dengan tercapainya besaran pendanaan yang dibutuhkan dan target tingkat kupon yang diinginkan, penerbitan obligasi ini memperlihatkan kepercayaan investor terhadap kemampuan MIND ID dalam mengelola portofolio pembiayaan dan menjaga likuiditas. Perusahaan telah berhasil mengurangi risiko pendanaan kembali dengan memperpanjang rata-rata tenor portfolio pembiayaan dan merendahkan biaya rata-rata pendanaan, sehingga diperkirakan dapat berdampak efisiensi beban bunga,” kata Orias.(RI)