JAKARTA– PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai bagian dari Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE) meraih dua penghargaan Emas pada ajang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2022. Dua penghargaan dengan predikat Emas itu diraih PGE melalui dua area operasi, yaitu Area Kamojang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan Area Ulubelu di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Bagi PGE Area Kamojang, ini adalah predikat Emas untuk 11 kali secara berturut-turut.

Capaian predikat dua Emas PROPER ini menjadi bukti dari komtmen PGE dalam pengembangan panas bumi. Hal ini juga memastikan pelaksanaan Environment, Social, and Governance (ESG) bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi perusahaan.

Penganugerahan penghargaan tertinggi PROPER Emas diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri LHK Siti Nurbaya kepada penerima penerima penghargaan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (29/12/2022).

Ahmad Yuniarto, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), bersyukur atas perolehan predikat dua Emas yang diraih perusahaan di ajang PROPER 2022. Hal ini tercapai berkat jerih payah, semangat, dan pemikiran para Perwira PGE.

“Pencapaian ini juga wujud dukungan dan komitmen PGE dalam mencapai pembangunan berkelanjutan khususnya goal ke 7 (energi bersih dan terjangkau), 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), 13 (penanganan perubahan iklim), dan 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals),” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia Energi.

Ahmad Yuniarto yang akrab disapa AY menyatakan dua predikat Emas pada PROPER 2022 bukan hanya keberhasilan Area Kamojang dan Area Ulubelu saja, tetapi keberhasilan seluruh Perwira PGE. “Ini membuktikan bentuk kepedulian PGE terhadap lingkungan sekitarnya,” katanya.

Menurut AY, penganugerahan PROPER Emas 2022 merupakan prestasi pencapaian PGE Area Kamojang. Pasalnya, PGE Area Kamojang berhasil mempertahankan PROPER Emas 12 kali berturut-turut sejak 2011 hingga 2022. Melalui program unggulan CSR KANG ELIE (Kamojang Green Living Ecosystem), PGE Area amojang menciptakan ekosistem pemberdayaan masyarakat di sekitar yang sustainable dan ramah lingkungan.

Tak hanya itu, lanjut AY, oenganugerahan kali ini juga merupakan momen spesial bagi PGEA Area Ulubelu. Pasalnya, ini adalah penghargaan Emas pertama kali di ajang PROPER. “Dengan program unggulan CSR Layung Respati yang menitikberatkan pada perlawanan para Petani kopi dalam menanggulangi unfair trading dan penyalahgunaan hutan lindung melalui rekonstruksi pola pikir para petani kopi,” katanya.

Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengatakan Indonesia memiliki komitmen kuat di bidang lingkungan dan memberikan perhatian pada peningkatan aksi perubahan iklim. Namun, Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Dibutuhkan dukungan berbagai pihak, termasuk dunia usaha untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab sosial agar dapat menjadi warisan yang berkelanjutan bagi generasi penerus bangsa.

“Saya berharap, makin banyak perusahaan yang akan menjadi ‘Agen Perubahan’, utamanya dengan melibatkan para pemangku kepentingan untuk ikut menjaga lingkungan dan mengurangi dampak lingkungan,” ujar Wapres.

KH Ma’ruf Amin mengatakan kriteria penilaian yang ditetapkan dalam PROPER, telah mengalami transformasi yang berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman salah satunya kategori green leadership yang menilai kepemimpinan CEO.

Wapres berharap penghargaan PROPER dapat melahirkan berbagai program inklusif yang melibatkan banyak pihak demi keberhasilan pelestarian lingkungan. “Keberhasilan Program Anugerah PROPER kiranya dapat diikuti dengan program-program lain yang terus melibatkan seluruh komponen bangsa, baik dunia usaha, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pemerintah pusat dan daerah, maupun pemangku kepentingan yang lebih luas,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan tahun ini penilaian PROPER berkembang pada unsur kriteria penilaian dalam kerangka green leadership. Kepemimpinan (leadership) merupakan faktor penting karena mencakup motivasi, komitmen, dan konsistensi dalam penerapan kebijakan.

“Variabel baru Green Leadership di dunia bisnis juga penting sebagai gambaran kebijakan green economy, green industry, green technology, dan lain-lain yang sudah harus beraktualisasi untuk menjawab tantangan nasional maupun global,” jelasnya.

PROPER adalah evaluasi kinerja penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan di bidang pengelolaan lingkungan hidup, merupakan Public Disclosure Program for Environmental Compliance. Program ini bersifat komplementer dan merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah melalui KLHK, untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan-undangan.

PROPER juga merupakan perwujudan transparansi dan demokratisasi dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Penerapan instrumen ini merupakan upaya KLHK untuk menerapkan sebagian dari prinsip-prinsip good governance (transparansi, berkeadilan, akuntabel, dan pelibatan masyarakat) dalam pengelolaan lingkungan.

Kriteria penilaian PROPER terdiri atas dua kategori, yaitu kriteria penilaian ketaatan dan kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance). Adapun capaian PROPER adalah Biru untuk perusahan yang taat terhadap peraturan pengelolaan lingkungan, Hijau untuk perusahan yang telah beyond compliance dalam pengelolaan lingkungan. Sedangkan Emas untuk perusahan yang telah Excellent dalam pengelolaan lingkungan dan community development.

PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang sebesar +1,8GW, dimana 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkonstribusi sebesar sekitar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun. (DR)