JAKARTA – Pertamina Hulu Energi (PHE) , Subholding Upstream Pertamina memastikan kesiapan infrastruktur di Jambaran Tiung Biru (JTB) jika gas mau diproduksikan dengan kapasitas maksimal. Namun itu semua bergantung kepada kesiapan konsumen gas.

Awang Lazuardi, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, menyatakan fasilitas di JTB sudah mampu memproduksikan gas dengan volume mencapai 172 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Untuk bisa mencapai puncak kemampuan produksi yang didesain sebesar 192 MMscfd maka diperlukan penyerapan gas secara berkelanjutan.

“Nggak ada masalah (infrastruktur), kita butuh market untuk test kami. Kemarin dua hari 172 MMscfd kita perlu juga market yang berkelanjutan dengan rate tinggi supaya kami juga bisa tes realibilty alat kami karena ini peralatan baru,” kata Awang ditemui di Jakarta, Selasa (10/10).

PHE kata Awang memang berharap konsumen gas JTB bisa segera bertambah. Saat ini  rata-rata penyaluran gas JTB baru sekitar 60% dari kemampuan fasilitas. “Sekarang masih 110 MMscfd. Itu alokasi ke PGN. kita kontrak ke PGN mereka yang distribusi ke final konsumen,” ungkap Awang.

Sebelumnya Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menuturkan ketersediaan infrastruktur pipa Gresik – Semarang (Gresem) serta Cirebon – Semarang (Cisem) tahap I belum banyak membantu memaksimalkan gas JTB. Menurut Tutuka, kunci utama agar proyek JTB bisa full scale adalah ketersediaan pipa gas distribusi untuk alirkan gas ke industri. “Masalahnya off taker, yang ambil gas. Kapasitas bisa maksimal. Kan itu ada yang kawasan industri. Harus siapn(infrastruktur),” kata Tutuka ditemui di Kementerian ESDM, Senin (2/10).

Tutuka menyatakan bahwa Pemerintah sudah meminta PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN) untuk turun tangan menyiapkan infrastruktur agar gas bisa mengalir ke kawasan industri.  “Dari cisem yang kawasan itu kan harus nyambung. Kita minta PGN untuk segera menyelesaikannya (infrastruktur pipa gas) itu mandiri PGN bangun,” ujar Tutuka.

Lapangan JTB mulai menyemburkan gasnya dan sudah mengalir atau memasuki tahap Gas On Stream (GoS) pada 20 September 2022. GoS merupakan tahap pengaliran gas dari Gas Processing Facility (GPF) menuju metering area untuk disalurkan ke pipa distribusi yang selanjutnya diterima oleh para pembeli dari gas tersebut. (RI)