BOJONEGORO – Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) jadi salah satu andalan baru pasokan gas di wilayah pulau Jawa namun demikian penyerapan gas juga harus disiapkan , karena sejatinya realisasi produksi gas JTB sekarang ini masih jauh dibawah kapasitas produksinya.

Produksi JTB saat ini di kisaran angka 120 MMscfd. Adapun kapasitas produksi sales gas JTB sendiri mencapai 192 MMscfd. Namun, pengalirannya sesuai dari serapan gas oleh buyer. Harapan serapan gas dari Jabanusa yang mengalami over supply dapat semakin optimal jika pipa transmisi Cirebon-Semarang rampung tersambung.

Selain menghadirkan gas, JTB juga menghasilkan produk berupa kondensat yang disalurkan ke fasilitas di Banyu Urip milik EMCL, serta produk sampingan asam sulfat, Gypsum dan Na2SO4.

Kurnia Chairi, Deputi Keuangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan saat ini produksi gas dari wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) cukup besar. Jadi tinggal menyesuaikan serapan dari pembeli.

“Memang Jawa Timur ini ada kelebihan pasokan (gas), namun di satu sisi kita sudah bisa mendeliver dengan penuh, namun kita menunggu permintaan buyernya. Kami menyampaikan terima kasih atas upaya yang dilakukan oleh tim JTB. Kami harap ini terus konsisten dilakukan,” kata Kurnia dalam keteranganya, Sabtu (23/12).

Mefredi, General Manager Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, menjelaskan Proses 1 dan Proses 2 yang menjadi bagian penting area plant Gas Processing Facility (GPF) telah beroperasi secara stabil sejak 3 November lalu. Selain itu, proses Placed Into Service (PIS) JTB juga sudah dikirimkan tanggal 14 Desember yang lalu. “Mudah-mudahan semua proses dapat berjalan lancar, sehingga JTB segera dapat masuk ke fase normal operasi dan mendukung tercapainya ketahanan energi nasional,” ujarnya. (RI)