JAKARTA – Salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu Proyek pengembangan lapangan gas Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dioperatori oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) belum juga memproduksi gas secara maksimal (full scale). Padahal proyek tersebut sudah rampung sejak tahun 2022 lalu.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan dari sisi kesiapan, fasilitas produksi di JTB sudah siap mengalirkan gas, namun demikian saat ini yang menghalangi agar gas bisa diproduksikan secara penuh adalah dari sisi penyerapan.

Ketersediaan infrastruktur pipa Gresik – Semarang (Gresem) serta Cirebon – Semarang (Cisem) tahap I belum banyak membantu memaksimalkan gas JTB. Menurut Tutuka, kunci utama agar proyek JTB bisa full scale adalah ketersediaan pipa gas distribusi untuk alirkan gas ke industri. “Masalahnya off taker, yang ambil gas. Kapasitas bisa maksimal. Kan itu ada yang kawasan industri. Harus siapn(infrastruktur),” kata Tutuka ditemui di Kementerian ESDM, Senin (2/10).

Tutuka menyatakan bahwa Pemerintah sudah meminta PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN) untuk turun tangan menyiapkan infrastruktur agar gas bisa mengalir ke kawasan industri.  “Dari cisem yang kawasan itu kan harus nyambung. Kita minta PGN untuk segera menyelesaikannya (infrastruktur pipa gas) itu mandiri PGN bangun,” ujar Tutuka.

Lapangan JTB mulai menyemburkan gasnya dan sudah mengalir atau memasuki tahap Gas On Stream (GoS) pada 20 September 2022. GoS merupakan tahap pengaliran gas dari Gas Processing Facility (GPF) menuju metering area untuk disalurkan ke pipa distribusi yang selanjutnya diterima oleh para pembeli dari gas tersebut.

Dari total kapasitas produksi sebesar 192 MMscfd sebanyak 100 MMscfd atau lebih dari 50% produksi gas diperuntukkan untuk pembangkit listrik. PLN bisa leluasa menentukan pembangkit mana yang akan mendapatkan pasokan gas JTB bisa ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 3 di Jawa Timur atau bisa juga ke PLTGU Tambak Lorok di Jawa Tengah. Selain untuk pemenuhan kebutuhan listrik, industri terutama pupuk, serta industri lainnya seperti keramik dan petrokimia di beberapa wilayah yang ada di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah melalui transportasi pipa gas Gresik-Semarang. Kini setelah ada pipa Cisem, gas JTB juga bisa mengalir hingga ke Jawa Bagian Barat. (RI)