JAKARTA– PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) di sektor pertambangan batubara, mencatatkan produksi batu bara sepanjang 2018 sebesar 26,35 juta ton atau lebih tinggi 3,2% dari target awal sebesar 25,54 juta ton. Namun, kenaikan produksi tak ditopang oleh penjualan.

“Tahun lalu penjualan batubara kami mencapai 24,7 juta ton, lebih rendah 4,5% dari target 25,88 juta ton,” ujar Suherman, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam kepada Dunia-Energi, baru-baru ini.

Kendati kinerja penjualan tahun lalu tak sesuai proyeksi, menurut Suherman, tahun ini perusahaan menargetkan kenaikan untuk produksi dan penjualan. Produksi diprediksi naik menjadi 26,26 juta ton atau naik 3,4% dari realisasi 2018. Sedangkan penjualan 28,37 juta ton.

Untuk mencapai target tersebut, Bukit Asam mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp6,5 triliun, relatif sama dengan tahun lalu. Sumber pendanaan capex berasal dari internal dan dimungkinkan juga dari pendanaan eksternal.

“Dana itu digunakan untuk peremajaan peralatan dan investasi beberapa proyek strategis yang sudah disetujui perusahaan,” katanya.

Hingga kuartal III 2018, Bukit Asam mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,92 triliun hingga akhir September 2018. Laba perseroan tumbuh 49,66% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,62 triliun.

Kenaikan laba didukung pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 20,68%. Perseroan membukukan pendapatan Rp 16,03 triliun hingga akhir September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,28 triliun.

Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan lainnya dari Rp 13,74 miliar hingga akhir kuartal III 2017 menjadi Rp 144,36 miliar hingga akhir kuartal III 2018. Penghasilan keuangan naik menjadi Rp 182,41 miliar hingga akhir kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 56,69 miliar. Laba dari entitas ventura naik menjadi Rp 120,70 miliar. Laba usaha perseroan tumbuh 39,86% menjadi Rp 5,17 triliun hingga akhir September 2018.

Dengan melihat kinerja itu, perseroan mencatatkan laba per saham naik menjadi 373 hingga akhir September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya 249.

Bukit Asam mencatatkan harga jual rata-rata batu bara dari periode Januari-September 2018 naik 13% dari Rp 745.775 per ton menjadi Rp 841.655 per ton. Kenaikan itu dipengaruhi kenaikan rata-rata batu bara Newcastle periode Januari-September cukup signifikan sebesar 27 persen. Selain itu, kenaikan rata-rata harga batubara acuan sebesar 20%. (RA)