JAKARTA – Upaya PT Pertamina (Persero) dalam mencari dan meningkatkan produksi minyak melalui pemboran Migas Non Konvensional (MNK) di Blok Rokan mulai menunjukkan titik cerah. Manajemen Pertamina Hulu Energi (PHE) mengaku mendapatkan hasil positif dari pemboran yang satu sumur yang sekarang tengah dilakukan.

Awang Lazuardi, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, mengungkapkan saat ini dilakukan pengambilan sampel dari kegiatan pemboran. Hasil sementara menunjukkan hasil yang positif. “Kemarin terbukti ada hidrokarbonnya,” kata Awang ditemui Dunia Energi di Jakarta, Selasa (10/10).

Meskipun ditemukan hidrokarbon namun evaluasi lanjutan tetap harus dilakukan oleh Pertamina. Sampel yang telah dikumpulkan akan dievaluasi paling tidak sekitar tiga bulan untuk kemudian diputuskan proses selanjutnya.

“Kita masuk coring itu tahap pengambilan sampel berikutnya kita evaluasi ekonomis atau tidaknya. Untuk evaluasi sampel (tahap eksplorasi) dua tiga bulan lagi,” ujar Awang.

Blok Rokan berada di formasi pematang brown shale yakni batuan induk utama hidrokarbon yang ada di kawasan Sumatera bagian tengah, dan lower red bed yakni formasi bebatuan yang berada di bawah brown shale. Potensi ini berada pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki.

Saat ini Pertamina Hulu Rokan (PHR) operator di Blok Rokan sedang melakukan pemboran sumur Gulamo sejak Juli lalu, satu dari dua sumur MNK yang rencananya akan dibor. Pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig PDSI #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1.500 horsepower (HP). Pemboran MNK memang dibutuhkan spesifikasi alat penunjang yang khusus karena kegiatan pemboran migas konvensional di wilayah kerja Rokan umumnya menggunakan Rig 350 HP, 550 HP, 750 HP.

Selain itu manajemen PHR juga memperkirakan diperlukan area wellpad (lokasi eksplorasi) yang cukup luas, lebih kurang 2,5 hektare atau 2,5 kali lebih luas dari wellpad pada umumnya. Pada tahap pengembangan nantinya well pad ini dapat mengakomodasi sekitar 8 kepala sumur.

Berdasarkan hasil assesment Energy Information Administration (EIA, 2013) Amerika Serikat, potensi MNK pada lima cekungan di Indonesia, terdapat sumber daya gas dan minyak in-place sebesar 303 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF) dan 234 miliar barel minyak (billion barrel oil/BBO). Salah satu potensi sumber daya MNK itu berada pada cekungan Central Sumatera Basin. Adapun potensi sub basin North Aman di cekungan Central Sumatera Nasin memiliki potensi sumberdaya inplace 1.86 miliar barel minyak dan 2.4 TCF kubik gas. (RI)